Kompas TV internasional kompas dunia

Hari Ini pada 1945: Dua Kali Dibom Atom, Kekaisaran Jepang Menyerah tanpa Syarat kepada Sekutu

Kompas.tv - 15 Agustus 2022, 05:05 WIB
hari-ini-pada-1945-dua-kali-dibom-atom-kekaisaran-jepang-menyerah-tanpa-syarat-kepada-sekutu
Ilustrasi. Kaisar Jepang Hirohito menunggang kuda putih favoritnya, Shirayuki pada 1935. Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito menyiarkan kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu sekaligus menandai akhir Perang Dunia Kedua di front Pasifik. (Sumber: Wikimedia)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Hari ini pada 77 tahun lalu, 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito menyiarkan kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu sekaligus menandai akhir Perang Dunia Kedua yang selesai secara formal pada 2 September.

Kekaisaran Jepang akhirnya menyerah usai Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945.

Melansir History, sebelum menyerah tanpa syarat, Tokyo yang berada di posisi kalah telah membahas ketentuan menyerah dengan Sekutu di Konferensi Postdam (17 Juli – 2 Agustus).

Setelah bom atom diledakkan, otoritas tertinggi yang didewakan Jepang, Kaisar Hirohito baru menyiarkan secara resmi berita kekalahan Jepang kepada rakyat.

Melalui radio, Kaisar Hirohito membacakan pengumuman bertajuk “Siaran Suara Permata” atau “Gyokuon-hoso".

Baca Juga: Hari Ini pada 1961: Pembangunan Tembok Berlin Dimulai, Pisahkan Sebangsa atas Nama Ideologi

Hirohito pun menjadi kaisar pertama yang memberikan pengumuman resmi melalui radio. Menariknya, dalam pengumuman penyerahan diri ini, Hirohito sama sekali tidak menggunakan kata “menyerah”.

Sang kaisar pun tetap berupaya menjustifikasi agresi militer Jepang di front Pasifik, sekaligus menyuarakan dukungan bagi “kebahagiaan dan kesejahteraan” dunia.

Bom atom di Hiroshima dan Nagasaki juga disinggung Hirohito sebagai “sebuah bom yang baru dan paling kejam.”

“Apabila kami terus bertempur, ini tidak hanya akan berujung kehancuran dan kemusnahan bangsa Jepang, tetapi itu juga akan berujung kepunahan total peradaban manusia,” kata Hirohito dalam “Siaran Suara Permata” yang dikutip laman Yayasan Atomic Heritage.

“Oleh karena itu, bagaimana kami menyelamatkan jutaan kawula kami atau menyucikan diri di hadapan roh kudus leluhur kekaisaran kami? Inilah alasan mengapa kami memerintahkan persetujuan atas ketentuan Deklarasi Bersama Negara Besar (hasil Konferensi Postdam),” lanjut sang kaisar.

Setelah perang, konstitusi sekaligus peran kaisar Jepang juga segera berubah. Tidak hanya kehilangan kekuasaan, kaisar Jepang pun dicabut statusnya sebagai dewa.

Sebelumnya, Sekutu menghendaki Kekaisaran Jepang menyerah tanpa syarat. Namun, Tokyo ingin status kaisar dilindungi.

Kompromi pun berlaku antara Jepang dengan Sekutu. Jenderal Douglas MacArthur, selaku pemimpin pemerintahan pendudukan Jepang, menyepakati status kaisar sebatas seremonial.

Baca Juga: Hari ini 77 Tahun yang Lalu, Nagasaki Dibom Atom Amerika Serikat, Dampaknya Sampai ke Indonesia



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.