Kompas TV internasional kompas dunia

Gugat Kekurangan Kembalian Rp3.700, Pria India Ini Rela Hadapi 120 Sidang selama 22 Tahun dan Menang

Kompas.tv - 13 Agustus 2022, 05:10 WIB
gugat-kekurangan-kembalian-rp3-700-pria-india-ini-rela-hadapi-120-sidang-selama-22-tahun-dan-menang
Tungnath Chatuverdi, pengacara India yang berjuang 22 tahun menuntut uang kembalian 20 rupee atau sekitar Rp3.700 yang belum dibayarkan perusahaan kereta India. Ia mengaku rela repot-repot berperkara demi memperjuangkan keadilan dan melawan korupsi. (Sumber: BBC)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

LUCKNOW, KOMPAS.TV - Seorang pria India memenangkan kasus kekurangan uang kembalian lawan perusahaan kereta api setelah 22 tahun menunggu. Menariknya, uang kembalian yang digugat pria itu “hanya” sejumlah 20 rupee atau sekitar 3.700 rupiah (kurs saat ini).

BBC melaporkan, Kamis (11/8/2022), perkara yang diperjuangkan pria bernama Tungnath Chaturvedi itu terjadi pada 1999. Saat itu, ketika membeli dua tiket kereta, kembalian yang masuk ke kantongnya kurang 20 rupee.

Insiden tersebut terjadi di stasiun daerah Mathura, negara bagian Uttar Pradesh, utara India. 

Chaturvedi membeli dua tiket dengan total harga 70 rupee di Mathura. Namun, saat membayar dengan pecahan 100 rupee, petugas tiket hanya mengembalikan 10 rupee kepadanya, kurang 20 rupee.

Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu bilang ke petugas tiket bahwa uang kembaliannya kurang. Namun, Chaturvedi tidak mendapatkan uang kembalian sepantasnya saat itu.

Tidak terima, pria yang kini berusia 66 tahun ini melayangkan gugatan ke sebuah pengadilan konsumen di Mathura. Pihak tergugat adalah si petugas tiket dan perusahaan North East Railway, anak perusahaan Indian Railways, badan perkeretaapian India.

Baca Juga: Kisah Maharaja India, Menyusun Skenario Pembunuhan dengan Polisi, demi Merebut Perempuan Pujaan Hati

Perjuangan Chaturvedi berbuah manis karena pada pekan lalu, pengadilan mengabulkan gugatannya plus denda bagi pihak perusahaan. Namun, ia mesti bersabar menghadapi 120 persidangan untuk itu.

“Saya telah menghadiri lebih dari 100 sidang terkait kasus ini. Namun, Anda tidak bisa mematok harga pada energi dan waktu yang saya korbankan demi perkara ini,” kat Chaturvedi kepada BBC.

Perkara Chaturvedi mesti berlarut-larut karena pengadilan konsumen di India umum diketahui terbebani terlalu banyak kasus, terkadang butuh waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan suatu perkara sederhana sekalipun.

Pengadilan konsumen di India sendiri dibentuk secara khusus untuk mengurusi keluhan terkait layanan konsumen.

Chaturvedi mengaku butuh bertahun-tahun menyelesaikan perkara karena lambatnya kerja peradilan di India. Juga, ia mengaku sempat dihalangi pihak perusahaan kereta.

Kata dia, terkadang sidang perkaranya pun mesti dimundurkan karena hakim izin takziah atau liburan.

“Perusahaan kereta juga berupaya memberhentikan kasus ini, menyebut komplain terhadap perusahaan kereta harus dilayangkan ke pengadilan perkeretaapian, bukan pengadilan konsumen,” kata Chaturvedi.



Sumber : BBC

BERITA LAINNYA



Close Ads x