Kompas TV nasional hukum

Proses Penerimaan Uji Balistik dari Labfor Selama 5,5 Jam, Komnas HAM Beberkan Penyebabnya

Kompas.tv - 10 Agustus 2022, 16:58 WIB
proses-penerimaan-uji-balistik-dari-labfor-selama-5-5-jam-komnas-ham-beberkan-penyebabnya
Beka Ulung Hapsara menjelaskan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah menerima keterangan dari tim laboratorium forensik mengenai uji balistik dan uji forensik lain. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Purwanto

KOMPAS.TV – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah menerima keterangan dari tim laboratorium forensik mengenai uji balistik dan uji forensik lain.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, mengatakan proses pemberian keterangan dari tim labfor tersebut berlangsung sekitar 5,5 jam, atau dimulai sekitar pukul 10.00 WIB.

Menurutnya prosesnya cukup lama karena tim labfor menjelaskan secara lengkap.

“Jadi itu lengkap, kenapa kemudian prosesnya agak lama. Jam sepuluh pagi kita mulai dan baru selesai 10 menit yang lalu, jadi ada 5,5 jam,” kata dia dalam konferensi pers, Rabu (10/8/2022).

Beka juga menjelaskan, Komnas HAM melanjutkan pemantauan dan penyelidikan meninggalnya Brigadir J.

“Dan seperti yang sudah dijadwalkan, Tim Labfor dari kepolisian daang memenuhi undangan Komnas dan memberikan keterangan terkait dengan balistik dan juga forensik lainnya.”

Baca Juga: Terima Hasil Uji Balistik Kasus Brigadir J, Komnas HAM Jelaskan Sejumlah Hal Penting, Apa Saja?

“Apa saja? Yang tadi disampaikan, yang pertama adalah soal DVR, kaitannya dengan rekaman CCTV. Jadi, ada lima DVR yang tadi disampaikan, infonya, datanya, ke Komnas HAM,” lanjut Beka.

Yang kedua, kata dia, data terkait handphone atau ponsel.

“Ada satu handphone tadi yang diberikan. Terus yang lain, adalah juga keterangan terkait balistik. Jadi, peluru, jumlah peluru yang sudah diperiksa di lab, terus kemudian senjata yang digunakan, yang sudah diserahkan dari penyidik ke forensik, untuk dicocokkan,” urainya.

Selain itu, tim labfor memberikan data-data lain, yaitu GSR, gunshot residue, atau serbuk residu setelah peluru ditembakkan.

Termasuk juga analisa laboratorium terkait metalurgi.

“Jadi metalurgi ini adalah ilmu untuk menentukan komposisi logam dari peluru-peluru yang digunakan.”

Sementara, komisioner Komnas HAM Choirul Anam, menambahkan, ada lima DVR yang diserahkan pada Komnas HAM hari ini.

“Ada DVR lima, sekarang sudah diproses, hasilnya sudah disampaikan pada kami, nanti akan kami umumkan di kesimpulan kami,” kata dia.

Tapi, kata Choirul, hingga sore ini, pihaknya belum mendapatkan konfirmasi soal tempat pemeriksaan DVR-DVR tersebut.

Baca Juga: Ini Peran Ferdy Sambo Dan Para Ajudanya Saat Membunuh Brigadir J

“Tadi, kami diberikan hasilnya. Kalau ada pertanyaan, apakah itu rusak, tidak rusak, kenapa rusak, atau apa pun kondisinya, kami tadi dikasih tahu.”

“Jadi, hasil dari labfor mereka, kita diberitahu, metodenya apa, yang rusak apa kalau ada yang rusak, itu kami tadi dikasih cukup detail, dan juga bagaimana mereka melakukan proses terhadap DVR,” tegas dia.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.