Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Rusia Kian Kesal dengan NATO, Sebut Aliansi Barat sebagai Ancaman bagi Tatanan Dunia

Kompas.tv - 5 Agustus 2022, 10:55 WIB
rusia-kian-kesal-dengan-nato-sebut-aliansi-barat-sebagai-ancaman-bagi-tatanan-dunia
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menegaskan NATO merupakan ancaman bagi tatanan dunia. (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia semakin kesal dengan NATO yang terus merintangi usahanya dalam penyerangan ke Ukraina.

Rusia pun menegaskan bahwa NATO merupakan ancaman bagi tatanan dunia.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan bahwa perang di Ukraina membuat Eropa berada di situasi berbahaya sejak Perang Dunia II.

Stoltenberg juga menegaskan Rusia tak boleh dibiarkan menang dalam perang di Ukraina karena menurutnya itu akan mendorong Moskow untuk menginvasi negara-negara Eropa lainnya.


Baca Juga: Waduh, Ukraina Dituduh Lakukan Kejahatan Perang, Amnesty International: Membahayakan Warga Sipil

Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, pun membalas pernyataan tersebut.

Ia menepis komentar Stoltenberg dan menegaskan NATO telah memperparah konflik.

“Situasi ini telah matang selama beberapa dekade, dan dalam banyak hal, didorong oleh kebijakan NATO karena membawa perbatasan yang lebih dekat ke Rusia,” kata Peskov, Kamis (4/8/2022), dikutip dari CNBC.

“Hal itu menciptakan ancaman tambahan bagi kami,” lanjutnya.

Peskov mengeklaim bahwa asal-usul ancaman nyata terhadap tatanan dunia di Eropa adalah apa yang digambarkannya sebagai kudeta pada 2014 lalu.

Ia mengeklaim ini telah diatur dengan hati-hati, termasuk oleh negara-negara anggota NATO, terlepas dari jaminan yang mereka berikan kepada Rusia.

“Inilah di mana bahaya dan ancaman dari tatanan dunia mengalir,” ujar Peskov.

Baca Juga: Tangan Kanan Putin Ungkap Sasaran Rusia Selanjutnya Usai Ukraina di Medsos, Mengaku Akunnya Diretas

Apa yang diungkapkan Peskov itu terkait aneksasi Krimea oleh Rusia pada Maret 2014, setelah terjadi protes pro-demokrasi di Ukraina sejak akhir 2013 hingga 2014.

Pada Februari 2014, protes memuncak dan menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych yang pro-Rusia.

Rusia mengatakan penggulingan Yanukovich adalah hasil dari kudeta ilegal yang dipromosikan Barat. Hal itulah yang kemudian digunakan Rusia sebagai alasan untuk mencaplok Krimea serta memicu kerusuhan pro-Rusia di Ukraina timur, yang berlanjut hingga kini.

Kaum muda Ukraina yang pro-Barat dan pro-Eropa mendukung penggulingan Yanukovych, melihatnya sebagai langkah menuju kemerdekaan politik dari Rusia dan menuju keanggotaan Uni Eropa.



Sumber : CNBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x