Kompas TV regional sosial

BPBD Jateng Imbau Nelayan Tidak Melaut, Minta OPD Perhatikan Nasib Mereka

Kompas.tv - 27 Juli 2022, 14:32 WIB
bpbd-jateng-imbau-nelayan-tidak-melaut-minta-opd-perhatikan-nasib-mereka
Para nelayan melabuhkan kapalnya di dermaga Tempat Pelelangan Ikan Kota Pekalongan karena kondsi cuaca di peraiaran laut sedang buruk. (Sumber: Humas Kota Pekalongan)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Purwanto

SEMARANG, KOMPAS.TV - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mengimbau nelayan, di pesisir pantai selatan agar tidak melaut untuk sementara waktu.

Imbauan itu disampaikan karena berdasarkan prakiraan cuaca, diperkirakan gelombang tinggi terjadi hingga beberapa hari ke depan.

Mengutip keterangan tertulis Pemerintah Provinsi Jateng, Rabu (27/7/2022), Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Darurat BPBD Jawa Tengah, Diki Rulli Perkasa, mengatakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah menerbitkan peringatan dini.

Baca Juga: Waspada! Gelombang Perairan Bengkulu Capai 5 Meter

“Karena gelombang laut tinggi, ya (sebaiknya) tidak melaut. Tapi hendaknya, nasib nelayan bisa diperhatikan,” kata Diki, dihubungi melalui telepon, Selasa (26/7/2022).

Menurutnya, gelombang laut sangat tinggi berkisar antara empat sampai enam meter berpotensi terjadi di pesisir selatan Pulau Jawa bagian tengah, barat, dan timur, terhitung sejak Selasa (26/7/2022) hingga Rabu (27/7/2022).

Wilayah perairan Jawa Tengah yang berpotensi terjadi gelombang tinggi itu meliputi perairan pesisir selatan. Di Jawa Tengah yaitu Cilacap, Kebumen, dan Purworejo.

Ia menambahkan, BPBD Jateng berharap agar Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) daerah masing-masing menyikapi nelayan yang tidak melaut. Terutama, ikut memikirkan nasib mereka.

“Masing-masing  daerah punya kearifan lokal, punya kebiasaan bagaimana mereka menyikapi nelayan yang sedang tidak melaut,” imbuh dia.

Baca Juga: Angin Dan Gelombang Tinggi Nelayan Tak Melaut

Mengingat pemasukan nelayan akan nihil jika tidak melaut, lanjut Diki, maka idealnya CSR perusahaan hingga OPD yang menangani nasib nelayan, dapat memberikan kegiatan padat karya.

“Saat ada paceklik, hendaknya ada perhatian dalam bentuk kegiatan, seperti halnya, padat karya berupa pemberian ketrampilan.”

“Sehingga mereka bisa memiliki kegiatan, dan nantinya bisa menjadi pemasukan mereka,” ujarnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x