Kompas TV internasional kompas dunia

Kapal Pengangkut Imigran Tenggelam di Perairan Bahama, 17 Orang Tewas

Kompas.tv - 26 Juli 2022, 04:45 WIB
kapal-pengangkut-imigran-tenggelam-di-perairan-bahama-17-orang-tewas
Korban duduk di atas kapal terbalik saat akan diselamatkan di perairan Bahama dekat New Providence, Senin (25/7/2022). (Sumber: Pasukan Pertahanan Kerajaan Bahama via AP)
Penulis : Rofi Ali Majid | Editor : Hariyanto Kurniawan

NASSAU, KOMPAS.TV - Sebuah kapal yang mengangkut migran berkewarganegaraan Haiti karam di perairan Bahama pada Senin (25/7/2022). 

Dilaporkan oleh Associated Press, pasukan keamanan Bahama menemukan 17 mayat dan menyelamatkan 25 lainnya. Belum diketahui jumlah korban hilang selepas kapal itu tenggelam di koordinat tujuh mil dari New Providence.

Perdana Menteri Bahama Philip Brave Davis mengatakan korban tewas termasuk 15 wanita, satu pria dan seorang bayi. Adapun orang-orang yang diselamatkan langsung diangkut petugas untuk diperiksa kesehatannya.

Davis mengatakan penyelidik telah menemukan bukti bahwa speed boat bermesin ganda itu meninggalkan perairan Bahama sekitar pukul 1 pagi untuk menuju Miami, Amerika Serikat, dengan membawa 60 orang penumpang.

Penyelidikan kriminal telah dimulai karena kejadian itu diduga terkait dengan penyelundupan manusia.

Baca Juga: Perang Geng Picu Pertumpahan Darah di Ibu Kota Haiti, Puluhan Orang Tewas Selama Empat Hari

"Saya ingin menyampaikan belasungkawa sebagai pemerintah dan rakyat Bahama kepada keluarga mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi ini," terang Davis. 

"Pemerintahan Bahama, sejak saya menjabat, telah memperingatkan terhadap pelayaran berbahaya ini," lanjutnya.

Baca Juga: Kurang Pangan, Puluhan Napi Haiti Meninggal di Penjara pada 2022

Sementara itu Perdana Menteri Haiti Ariel Henry mengungkapkan simpati terhadap orang tua para korban.

"Drama baru ini membuat sedih seluruh bangsa. Saya menyerukan, sekali lagi, rekonsiliasi nasional untuk menyelesaikan masalah yang jauh, jauh dari tanah kita, saudara-saudara kita, saudara-saudara kita, anak-anak kita," lanjutnya.

Setahun usai pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moïse pada Juli lalu, kekerasan geng di Haiti kian memburuk. Ekonomi negara itu kian terpuruk ketika upaya membentuk pemerintahan oleh koalisi goyah, sementara opsi pemilihan umum berhenti.

Gejolak itu menyebabkan kian banyak masyarakat Haiti memilih hengkang dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan lebih aman.

Beberapa kejadian kapal tenggelam pengangkut migran terjadi di Karibia tahun ini, termasuk satu di antaranya pada Mei ketika 11 orang dikonfirmasi tewas dan 38 diselamatkan dari Puerto Riko. 

Sementara dalam insiden lain pada Januari 2022, satu orang diselamatkan, satu orang tewas dan 38 lainnya hilang tak pernah ditemukan usai kapal tenggelam di perairan Florida, Amerika Serikat.

Pemerintah di kawasan itu, termasuk Amerika Serikat, telah melaporkan lonjakan jumlah warga Haiti yang ditahan saat mencoba memasuki negara lain.

Baca Juga: 27 Warga Haiti Terjebak di Tebing Pulau Tak Berpenghuni, Aksi Penyelamatan Makan Waktu 2 Hari

 



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x