Kompas TV internasional kompas dunia

Setelah Eropa, Gelombang Panas Diprediksi akan Hampiri China, Makin Intens karena Krisis Iklim

Kompas.tv - 23 Juli 2022, 18:47 WIB
setelah-eropa-gelombang-panas-diprediksi-akan-hampiri-china-makin-intens-karena-krisis-iklim
Ilustrasi. Seorang perempuan mengendarai sepeda motor dengan pakaian pelindung dari panas matahari di Beijing, China, 21 Juli 2022. (Sumber: Andy Wong/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

BEIJING, KOMPAS.TV - Sebagian wilayah China diperkirakan akan mengalami peningkatan temperatur seiring adanya gelombang panas selama 10 hari ke depan. China akan menyusul sebagian Eropa yang diterpa gelombang panas sejak pertengahan Juni.

Menurut laporan BBC, Sabtu (23/7/2022), sejumlah provinsi diprediksi akan mengalami suhu udara mencapai 40-an derajat Celsius. Beijing sendiri memperingatkan bahwa kebakaran hutan dapat terjadi selama gelombang panas.

Tingkat merkuri di berbagai wilayah China dilaporkan mulai naik per Sabtu (23/7). Hari ini adalah “Hari Panas Besar” (Dashu) di kalender tradisional China.

Di Provinsi Zhejiang, tenggara China, sejumlah kota telah menerbitkan peringatan bahaya. 

Provinsi ini umumnya mencatatkan suhu udara tertinggi pada kisaran 20-an derajat Celsius pada bulan Juli. Namun, tahun ini, otoritas setempat merilis peringatan suhu udara hingga 40 derajat Celsius selama kurun 24 jam.

Baca Juga: Ngeri! 1.700 Orang Tewas akibat Gelombang Panas yang Menyapu Spanyol dan Portugal


Untuk menghadapi gelombang panas, banyak warga China mengandalkan pendingin ruangan (AC) yang dipasang di rumah, kantor, serta pabrik.

Akan tetapi, penggunaan AC berlebih dapat menimbulkan masalah pada pasokan energi nasional. Kementerian Manajemen Kedaruratan China telah menyatakan bahwa operasional energi akan menghadapi “tes sulit” selama musim panas.

Suhu ekstrem dilaporkan telah terjadi di Shanghai. Pada bulan Juli, rekor temperatur tertinggi di Shanghai mencapai 40,9 derajat Celsius.

Angka temperatur itu menjadi yang tertinggi sejak pencatatan suhu udara di Shanghai dimulai pada 1873. Sebelumnya, rekor tertinggi pecah pada tahun 2017.

Kota Shanghai sendiri telah menerbitkan tiga kali peringatan panas ekstrem selama musim panas ini.

Di seluruh dunia, gelombang panas menjadi fenomena yang lebih umum dengan intensitas dan durasi lebih lama. Hal tersebut disebabkan krisis iklim.

Bumi telah memanas sekitar 1,1 derajat Celsius sejak era industrial pada abad 18. Temperatur Bumi diperkirakan akan tetap naik kendati pemerintahan di seluruh dunia berkomitmen memangkas emisi secara signifikan.

Baca Juga: Inggris Catat Suhu Terpanas Sepanjang Sejarah, Tembus 40 derajat Celcius, Sepanas Gurun Pasir

 


 



Sumber : BBC

BERITA LAINNYA



Close Ads x