Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Saat Putin Kunjungi Iran, Roket Rusia Hajar Rumah dan Sekolah di Ukraina, Tewaskan Warga Sipil

Kompas.tv - 19 Juli 2022, 23:43 WIB
saat-putin-kunjungi-iran-roket-rusia-hajar-rumah-dan-sekolah-di-ukraina-tewaskan-warga-sipil
Gedung apartemen lima lantai di Kramatorsk, timur Ukraina, yang rusak akibat serangan roket Rusia pada Selasa (19/7/2022), hari yang sama dengan kunjungan Vladimir Putin ke Iran. (Sumber: Nariman El-Mofty/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

KIEV, KOMPAS.TV - Serangan rudal dan roket Rusia di berbagai wilayah timur dan selatan Ukraina menghantam rumah-rumah penduduk, sekolah, dan sebuah pusat kegiatan masyarakat, Selasa (19/7/2022). Serangan-serangan ini bertepatan dengan kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Iran.

Putin sendiri bertolak ke Teheran untuk menemui Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Mereka akan membahas sejumlah isu internasional penting, termasuk konflik Suriah serta pembukaan akses ekspor gandum Ukraina untuk meringankan krisis pangan global.

Di Kramatorsk, kota di Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk yang diyakini menjadi target Rusia selanjutnya, roket Rusia menghantam sebuah gedung apartemen lima lantai. Seorang penduduk dilaporkan terluka akibat serangan ini.

Mykola Zavodovskyi dan Tetiana Zavodovska, penduduk di sekitar lokasi kejadian, menyebut terdengar bunyi seperti petir yang keras sebelum ledakan terjadi.

“Mungkin itu sebuah roket, dan mungkin itu dijatuhkan oleh pasukan Ukraina,” kata warga Kramatorsk itu kepada Associated Press.

Baca Juga: Vladimir Putin Disambut Karpet Merah di Teheran, Cari Sekutu Hadapi Sanksi Barat?

Serangan ini terjadi hanya pada hari yang sama usai Gubernur Donetsk versi Ukraina, Pavlo Kyrylenko melaporkan empat serangan Rusia lain di Kramatorsk.

Sementara itu, di Odessa, kota pesisir selatan Ukraina, tujuh rudal jelajah Kalibr milik Rusia menghantam target-target di kota itu. Kementerian Pertahanan Rusia mengeklaim serangan itu menyasar depot senjata yang dipasok Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa.

Akan tetapi, otoritas Odessa membantah klaim tersebut. Juru bicara pemerintah Odessa, Sergiy Bratchuk mengaku bahwa serangan itu mengenai area penduduk dan enam orang terluka.

“Serangan-serangan ke orang tak bersalah ini hanya punya satu tujuan: untuk mengintimidasi masyarakat dan otoritas agar mereka berada dalam ketegangan yang konstan,” kata Bratchuk.

Odessa dan daerah-daerah di selatan Ukraina sendiri kerap menjadi target serangan Rusia beberapa waktu belakangan. Serangan itu diyakini terkait indikasi bahwa Kiev merencanakan serangan balik ke teritori yang diduki pasukan Moskow atau separatis.

Menurut rilis kantor kepresidenan Ukraina, per Selasa (19/7) pagi waktu setempat, serangan Rusia menewaskan dua warga sipil dan melukai lima lainnya dalam kurun 24 jam.

“Masih ada level ancaman tinggi serangan rudal di seantero wilayah Ukraina,” kata juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Shtupun.


Di Oblast Donetsk, satu orang tewas dan dua lainnya terluka akibat serangan Rusia. Daerah yang dikuasai Ukraina di Donetsk dilaporkan mengalami kerusakan infrastruktur cukup parah hingga memutus pasokan gas.

“Infrastruktur di kota-kota (Donetsk) secara metodis dihancurkan oleh serangan rudal. Dan populasi sipil, terputus dari kebutuhan sehari-hari, menjadi yang paling menderita,” kata Kyrylenko.

Baca Juga: Pengakuan Mengerikan Remaja Ukraina Ditangkap Tentara Rusia, Bersihkan Tempat Tahanan Disiksa


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x