Kompas TV nasional sosial

Sri Mulyani Ajak Masyarakat Waspadai Gejolak Inflasi Global yang Bisa Persulit Masyarakat Beli Rumah

Kompas.tv - 7 Juli 2022, 06:05 WIB
sri-mulyani-ajak-masyarakat-waspadai-gejolak-inflasi-global-yang-bisa-persulit-masyarakat-beli-rumah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Securitization Summit 2022 di Jakarta, Rabu (6/7/2022). (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia Sri Mulyani menjelaskan, peningkatan inflasi global bisa membuat masyarakat kesulitan membeli rumah, karena bank sentral akan menaikkan suku bunga dan memicu kenaikan biaya kredit.

"Jadi untuk membeli rumah, 15 tahun mencicil di awal yang berat suku bunganya dulu, principal-nya di belakang. Itu biasanya karena dengan harga rumah tersebut dan interest rate (suku bunga) sekarang harus diwaspadai karena cenderung naik dengan inflasi tinggi," ujarnya dalam acara Road to G20: Securitization Summit 2022 di Jakarta, Rabu (6/7/2022) dilansir dari Kompas.com.

Saat ini, kata Sri Mulyani, bank sentral di beberapa negara sudah menaikkan suku bunga acuannya seiring dengan meningkatnya inflasi. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) belum mengambil kebijakan yang sama.

Apabila BI turut menaikkan suku bunga acuan akibat inflasi, maka suku bunga kredit akan ikut naik, termasuk suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang akan membuat biaya membeli rumah kian mahal.

Baca Juga: Beli Rumah Kian Sulit Terjangkau, Sri Mulyani Tawarkan Konsep Sekuritisasi KPR, Ini Penjelasannya

Sri Mulyani khawatir, kondisi tersebut akan membuat masyarakat semakin sulit membeli rumah karena celah antara daya beli dan harga rumah semakin lebar.

"Maka masyarakat akan makin sulit untuk membeli rumah," jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini ekonomi global tengah menghadapi lonjakan inflasi, terutama dipicu oleh inflasi pangan.


Melambungnya nilai inflasi global sejalan dengan naiknya harga komoditas akibat perang Rusia dan Ukraina.

Sejumlah negara bahkan tengah mengalami kenaikan inflasi yang tinggi dan berisiko menyebabkan stagflasi. Di Amerika Serikat misalnya, nilai inlasi per Juni 2022 tercatat mencapai 8,6 persen. Kemudian disusul dengan Italia 8 persen, Jerman 7,6 persen, dan Singapura 5,6 persen.

Baca Juga: Rupiah Tertekan Inflasi, Bank-bank Besar Jual Dollar AS di Atas Rp15.000

Indonesia juga mengalami kenaikan inflasi pada bulan Juni 2022. Sebelumnya, pada Mei 2022 nilai inflasi Indonesia sebesar 0,4 persen. Namun, pada Juni 2022 inflasi indonesia menjadi 0,61 persen.

Secara tahunan, inflasi Juni 2022 tercatat 4,35 persen, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Sri Mulyani menjelaskan, meski dalam tiga tahun terakhir ketahanan pangan nasional terjaga karena kemampuan memproduksi beras dan komoditas lain dari dalam negeri, namun pemerintah tetap mewaspadai gejolak inflasi global yang saat ini masih berlangsung.

"Jadi ini enggak berarti terlena, karena ada tantangan dan tekanan inflasi pangan yang tetap harus diwaspadai," pungkasnya.

 



Sumber : Kompas TV/Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x