Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Kedubes AS di Rusia Ogah Gunakan Nama Jalan Pemberontak Pro-Rusia, Pakai Koordinat di Situs Resmi

Kompas.tv - 4 Juli 2022, 13:13 WIB
kedubes-as-di-rusia-ogah-gunakan-nama-jalan-pemberontak-pro-rusia-pakai-koordinat-di-situs-resmi
Jalanan Kedubes AS di Moskow diganti namanya menjadi Jalan Lapangan Republik Rakyat Donetsk, Rabu (22/6/2022). (Sumber: Pelagia Tikhonova / Moskva News Agency Via The Moscow Times)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

MOSKOW, KOMPAS.TV - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Rusia menolak menggunakan nama jalan pemberontak pro-Rusia di Ukraina sebagai nama jalan di depan kantornya.

Kedubes AS pun memutuskan menggunakan koordinas ketimbang nama jalan di situs resminya.

Sebelumnya, pihak Rusia telah mengganti nama jalan yang berada di depan Kedubes AS.

Baca Juga: Wow, Turki Berani Tahan Kapal Kargo Rusia, Diyakini Bawa Gandum Curian dari Ukraina

Rusia menamakan jalan tersebut menjadi Jalan Republik Rakyat Donetsk, yang merupakan pemberontak pro-Rusia dalam pertempuran di Ukraina.


 

Dikutip dari Newsweek, saat ini di situs Kedubes AS di Rusia menggunakan koordinat 55,75566° N, 37,58028° E, untuk alamatnya.

Namun, pada seksi “Kedutaan Besar dan Konsulat” di seksi situs resmi, Kedubes AS masih menggunakan alamat lama, Bolshoy Deviatinsky Pereulok No.8.

Seperti dikutip dari The Moscow Times, warga Moskow melakukan pemilihan pada Juni lalu untuk mengubah nama jalan di depan Kedubes AS menjadi Lapangan Republik Rakyat Donetsk.

Pihak kota juga dilaporkan bakal mengganti nama lapangan di dekat Kedubes Jerman sebagai Lapangan Republik Rakyat Luhansk.

Perubahan nama itu sendiri terjadi setelah sejumlah demonstran menaruh papan nama di jalanan di depan Kedubes Rusia di Washington.

Baca Juga: Mengejutkan, Menlu Inggris Lawan Boris Johnson atas Pernyataan 'Jika Putin Perempuan'

Mereka secara tak resmi mengganti nama tersebut berdasarkan nama Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Luhansk dan Donetsk saat ini merupakan dua provinsi di Donbas, yang sebagian besar diduduki pemberontak pro-Rusia sejak 2014.

Sebelum melakukan serangan ke Ukraina pada 24 Februari, Putin mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut.



Sumber : Newsweek


BERITA LAINNYA



Close Ads x