Kompas TV nasional berita utama

Migrant Care Minta Pemerintah Tindak Lanjuti Temuan Tewasnya 149 TKI di Tahanan Imigrasi Malaysia

Kompas.tv - 29 Juni 2022, 03:05 WIB
migrant-care-minta-pemerintah-tindak-lanjuti-temuan-tewasnya-149-tki-di-tahanan-imigrasi-malaysia
Pengunjuk rasa yang tergabung di Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) saatm melakukan aksi di Gedung Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta, Jumat (24/6/2022) (Sumber: GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO)
Penulis : Vidi Batlolone | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS. TV – Migrant Care mendorong pemerintah  menindaklanjuti temuan meninggalnya 149 buruh migran Indonesia dalam tahanan Imigrasi Malaysia dalam kurun waktu 2017 – 2022. Temuan tersebut telah diungkap Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB).

“Saya menilai bahwa temuan atau hasil riset KBMB tentang situasi pekerja migran Indonesia di depo imigrasi Malaysia, penting untuk ditindaklanjuti bagi pemerintah Indonesia, terutama terkait dugaan mereka yang meninggal karena penyiksaan di dalam depo imigrasi,” ujar Ketua Pusat Studi Imigrasi Migrant Care Anis Hidayah, Selasa (28/6/2022).

Anis Hidayah menjelaskan, Migrant Care pun sudah pernah melakukan penelitian pada 2017 hingga awal 2020. Hasilnya memperlihatkan bahwa kondisi tahanan imigrasi Malaysia memang sangat buruk.

Selain itu, Migrant Care juga melakukan wawancara dengan banyak sekali buruh migran yang pernah dideportasi dan juga yang pernah dipenjara di imigrasi.

Baca Juga: 48 Migran Ditemukan Tewas Terpanggang Panas Matahari, 4 Anak dalam Kondisi Kritis

“Itu memperlihatkan bahwa 23 persen dari mereka yang kami wawancara mengalami kondisi yang buruk di penjara dengan makan dan minum yang sangat tidak layak,” ungkapnya.

Anis menyatakan, berdasarkan penelitian, 3,1 persen migran mengalami penyiksaaan fisik. Sebanyak 3,6 persen dicambuk, bahkan ada 1,6 persen mengaami pelecehan seksual yaitu para pekerja migran perempuan.

Di dalam tahanan imigrasi Malaysia, banyak pekerja migran mengeluhkan harus tidur di lantai meskipun sedang dalam kondisi hamil. Makan, minum dan tidur pun tidak tercukupi.

Baca Juga: Penyelundupan 70 Pekerja Migran Indonesia dari Riau ke Malaysia, Digagalkan Polisi!

Karena itu menurut Anis, jika melihat hasil riset Migrant Care dan juga KBMB, maka Pemerintah Indonesia perlu memperingatkan Pemerintah Malaysia untuk memperbaiki layanan di Imigrasi agar lebih manusiawi.

Menurutnya,, soal angka kematian yang mencapai 149 orang menurut data KBMB, harus dikonfirmasi ke pihak Malaysia.

“Karena hasil temuan, riset, kan metodologinya ilmiah dan saya duga memang terjadi. Sehingga Pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah serius bagaimana mengomunikasikan, memvalidasi temuan-temuan itu dan menindaklanjuti,” tegas Anis.

Dia menyatakan, langkah itu penting agar Malaysia harus melakukan upaya pembenahan karena perlakuannya terhadap pekerja migran tanpa dokumen lengkap, sangat tidak manusiawi.

Baca Juga: Belasan WNI Meninggal di Tahanan Imigrasi Malaysia, Salah Satunya Diduga Alami Penganiayaan

“Tidak menggunakan koridor HAM dalam memperlakukan mereka (buruh migran). Sehingga saya dorong ini jadi momentum pemerintah, DPR untuk sampaikan ke DPR Malaysia bagaimana situasi ini harus diperbaiki ke depan,” ungkapnya.

Sebelumnya, menurut anggota KBMB, Abu Mufakhir, WNI yang ditangkap karena melanggar aturan imigrasi itu diduga hidup dalam kondisi tidak layak dan tak punya akses ke kesehatan.

Tim pencari fakta dari KBMB, menemukan bahwa selama 2021 hingga juni 2022, 149 WNI tewas di Sabah, Malaysia.

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x