Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

FPCI Harap Jokowi Bawa Konsep Perdamaian Saat Bertemu Putin dan Zelensky

Kompas.tv - 26 Juni 2022, 08:33 WIB
fpci-harap-jokowi-bawa-konsep-perdamaian-saat-bertemu-putin-dan-zelensky
Kolase foto Presiden Jokowi akan menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir Juni 2022. (Sumber: Tangkapan layar konferensi pers Kemenlu RI)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV — Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadwalkan akan melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina untuk bertemu dengan pemimpin masing-masing negara, yakni Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Terkait hal itu, Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengatakan pentingnya Jokowi untuk membawa misi perdamaian guna mengakhiri Konflik Rusia dan Ukraina.

Ia berharap, Indonesia bisa memiliki konsep jelas terkait perdamaian yang akan diajukan kepada Presiden Putin dan Presiden Zelensky.

"Ingat semua proses perdamaian di mana pun di dunia, berawal dari konsepnya. Jadi konsepnya itu apa dan lebih dari itu Indonesia harus menetapkan dari awal apa ambisi keterlibatannya dalam konflik Rusia dan Ukraina. Apakah suatu peran yang intensif, atau peran yang lebih moderat," kata Dino Patti Djalal dalam keterangannya yang diterima KOMPAS.TV, Minggu (26/6/2022).

Baca Juga: Misi Jokowi ke Rusia dan Ukraina Disebut Anggota DPR sebagai Diplomasi Wong Ndeso, Ini Alasannya

Lebih lanjut, FPCI memaparkan usulan konsep perdamaian yang bisa dibawa Jokowi saat melakukan pertemuan penting dan mampu menarik perhatian dunia Internasional.

Menurut Dino, Indonesia penting mengupayakan genjatan senjata antara pasukan Rusia dan Ukraina dalam kurun waktu yang disetujui oleh dua belah pihak dan mendapat komitmen Presiden Putin dan Presiden Zelensky agar terus melakukan perundingan politik diplomatik untuk mencari penyelesaian atas konflik secara intensif karena perundingan sering macet belakangan ini.

Lalu, mengupayakan komitmen Presiden Putin agar pasukan Rusia tidak melakukan pelanggaran HAM di Ukraina dan tidak melukai penduduk sipil.


"Mengupayakan komitmen Presiden Putin untuk tidak menggunakan senjata nuklir dalam situasi atau skenario apapun karena Presiden Putin masih belum jelas bahwa tidakakan menggunakan senjata nuklir," papar Dino Patti Djalal.

Tak hanya itu, FPCI juga mengusulkan agar Indonesia dapat mencoba menjembatani pertemuan Presiden Putin dan Presiden Zelensky secara fisik.

"Ini penting karena selama konflik berlangsung, mereka belim pernah berbicara dan bertemu. Kalo Presiden Jokowi bisa sampai mendapat komitmen maka ini terobosan yang luar biasa," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan KOMPAS.TV, Presiden Jokowi dijadwalkan menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kiev.

Selain itu, Jokowi juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow.

Jokowi akan pergi ke dua negara tersebut setelah rampung mengikuti acara KTT G7 di Jerman pada 26 hingga 28 Juni 2022.

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden atau Danpaspampres Mayjen TNI Tri Budi Utomo mengatakan, Presiden Jokowi akan menggunakan pelindung kepala atau helm dan rompi antipeluru selama berada di Kiev.

Para delegasi yang mendampingi Presiden Jokowi pun akan mengenakan helm dan rompi antipeluru.

Baca Juga: Tak Hanya Jokowi yang ke Medan Perang, Soeharto pun Pernah Teken Kontrak Mati di Sarajevo demi Ini



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x