Kompas TV entertainment film

Kepolosan, Kemiskinan dan Kepiawaian Rima Melati dan Benyamin S dalam "Intan Berduri"

Kompas.tv - 24 Juni 2022, 08:18 WIB
kepolosan-kemiskinan-dan-kepiawaian-rima-melati-dan-benyamin-s-dalam-intan-berduri
Poster film "Intan Berduri" (Sumber: Youtube-)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Meninggalnya artis senior Rima Melati dalam usia 84 tahun, Kamis (23/6/2022) mengingatkan pada salah satu film terbaiknya yaitu "Intan Berduri" yang dirilis pada 1972. 

Lewat film besutan sutradara Turino Djunaidi inilah, Rima Melati dan Benyamin Sueb diganjar sebagai pemeran utama perempuan terbaik dan pemeran utama pria terbaik dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1973.

Rima (bermain sebagai Saleha) dan Benyamin S (Jamal), keduanya berakting sangat bagus dalam film itu. Mengisahkan keluarga melarat di sebuah kampung yang pekerjaan sehari-harinya menangkap ikan di sungai dengan bubu, alat tangkap ikan terbuat dari bambu.

Hingga suatu hari, dalam bubu mereka yang tersangkut bukan ikan, tapi sebuah benda berkilau yang ternyata diklaim sebuah intan. 

Dari sinilah kegemparan dimulai. Jamal dan Saleha berubah dari orang miskin jadi kaya mendadak. Tetangga yang tadinya menghina kini takjub dan memberi hormat. Banyak warga yang ikut-ikutan pergi ke sungai, bukan mencari ikan tapi mencari intan. Mereka berharap keajaiban yang sama dengan keluarga Jamal.

Baca Juga: Aditya Tumbuan Kenang Percakapan Rima Melati untuk Terakhir Kali

Hingga datanglah seorang pengacara yang menawarkan diri, Max Siad (Farouq Afero). Max bersedia mengatur soal legalitas dan beraneka macam kehidupan keluargaa Jamal. Tentu saja karena ada maunya, sebab intan itu kini sedang diteliti untuk ditaksir harganya.

Ada dialog lucu saat Max memperkenalkan diri. Nama Max Siad, terdengar "maksiat" sehingga Jamal dan Saleha kaget. "Sejak kapan saudara maksiat?" tanya Saleha dengan polos. "Sejak lahir," jawa Max Siad dengan tatapan tajam.

Namun hidup kaya raya mendadak dan serba diatur itu, tak membuat pasangan suami isteri bahagia. Mereka justeru sangat terganggu. Kehidupan mereka terasa seperti robot.

Jamal dan Saleha harus menampilkan diri sebagai orang kaya, bertemu banyak orang dengan tata bahasa dan sikap yang sudah diatur. 

Hingga suatu hari datang sebuah kabar yang kembali membalikkan kehidupan mereka berdua. Intan hasil temuan mereka terlalu muda untuk dibentuk alias tak punya nilai. Kabar buruk ini seketika membuat mereka kembali jatuh miskin. Max Siad meninggalkan mereka begitu saja.

Baca Juga: Tabur Bunga, Mengenang Seniman Benyamin Sueb yang Wafat 5 September 1995

Salah satu hal yang juga menarik dari film ini, Benyamin Sueb yang biasanya kocak dan lucu, dalam film ini berakting serius. Bersama Rima Melati, keduanya menampilkan wajah kemiskinan tanpa kelucuan.   


 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.