Kompas TV nasional gaya hidup

Tungau yang Bercinta di Pori-Pori Wajah Manusia Berpotensi Punah, Disebabkan Perawatan Kulit

Kompas.tv - 23 Juni 2022, 07:22 WIB
tungau-yang-bercinta-di-pori-pori-wajah-manusia-berpotensi-punah-disebabkan-perawatan-kulit
Demodex folliculorum, tungau yang hidup di pori-pori wajah manusia, berukuran 0,30 mm (Sumber: BBC)
Penulis : Rofi Ali Majid | Editor : Iman Firdaus

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Demodex folliculorum, spesies tungau yang hidup di pori-pori wajah manusia disebut berpotensi punah.

Seperti diberitakan BBC, sebuah penelitian menyatakan tungau jenis ini menghadapi masalah pengikisan DNA, bisa jadi karena perawatan kulit artifisial seperti pelembab dan SPF.

Hal itu dijelaskan Dr Alejandra Perotti dari Universitas Reading yang ikut menulis penelitian. Berdasar riset, gen yang melindungi tubuh tungau dari sinar UV diketahui telah hilang. 

"Di malam hari, saat Anda tertidur lelap, mereka mengunjungi pori-pori wajah untuk berhubungan seks dan memiliki bayi," kata Dr Perotti.

"Ya, makhluk-makhluk ini menggunakan pori-pori kita seperti tempat persembunyian 'Pulau Cinta", " imbuhnya.

Studi itu menunjukkan ketika keragaman genetik berkurang, ketergantungan mereka pada manusia akan meningkat.

Ketika manusia tidur, tungau mendeteksi penurunan jumlah hormon yang diproduksi oleh kulit dan inilah yang memicu mereka bangun.

Kian mereka beradaptasi dengan kulit manusia, kian banyak gen yang hilang dan akhirnya tungau akan sepenuhnya bergantung pada manusia demi eksistensinya di alam raya.

Akibat ketergantungan ini, mereka tidak bisa meninggalkan pori-pori manusia dan menemukan pasangan baru untuk melanjutkan keturunan.

Baca Juga: Rekomendasi Makanan yang Meningkatkan Kolagen Alami agar Kulit Terlihat Lebih Muda

"Mereka sangat kecil dan imut. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan kalau Anda memilikinya. Mereka membersihkan pori-pori Anda dan menjaganya tetap rata," lanjut Perotti.

"Jangan khawatir. Berbahagialah Anda yang memiliki makhluk mikroskopis kecil yang tinggal di kulit ini, mereka tidak merusak apa pun," imbuhnya.

Studi yang ditulis Perotti tak hanya menunjukkan seberapa dekat hubungan manusia dengan tungau tersebut, tetapi juga bagaimana tungau memiliki jumlah gen terkecil pada serangga, arakhnida, atau krustasea.

"Mereka dikaitkan dengan kulit yang sehat, jadi jika manusia kehilangannya, hal itu bisa memicu permasalahan pada kulit," tandas Dr Perotti.

Baca Juga: Tips Merawat Kesehatan Kulit Remaja dengan Skincare yang Aman

 



Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x