Kompas TV internasional kompas dunia

Kelompok Ekstremis Mali Bunuh 132 Warga Desa, Presiden Deklarasikan Hari Berkabung Nasional

Kompas.tv - 21 Juni 2022, 16:36 WIB
kelompok-ekstremis-mali-bunuh-132-warga-desa-presiden-deklarasikan-hari-berkabung-nasional
Ilustrasi. Jalan raya di daerah Segou, selatan Mali. Foto dirilis pada Maret 2020. Pada Senin (20/6/2022), pemerintah Mali mengumumkan bahwa serangan kelompok ekstremis di berbagai desa menewaskan setidaknya 132 orang. (Sumber: Torsten Schreiber via Wikimedia)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

BAMAKO, KOMPAS.TV - Pada Senin (20/6/2022), pemerintah Mali mengumumkan bahwa serangan kelompok ekstremis di berbagai desa menewaskan setidaknya 132 orang. Serangan masif ini dilancarkan pada Sabtu (18/6) dan Minggu (19/6) pekan lalu.

Pemerintah menyebut kelompok ekstremis menyerang beberapa desa di daerah Bankass, di bagian tengah Mali. Milisi yang disebut bertanggung jawab adalah kelompok pemberontak Katiba.

Akibat insiden ini, presiden interim Mali, Kolonel Assimi Goita, mendeklarasikan hari berkabung nasional selama tiga hari mulai Selasa (21/6).

Serangan ini menandai tren mengkhawatirkan yang terjadi di Mali. Sejak awal 2022, ratusan warga sipil dilaporkan terbunuh akibat serangan di wilayah tengah dan utara Mali.

Menurut laporan divisi hak asasi manusia Misi Multidimensional Stabilisasi Terpadu PBB di Mali (MINUSMA), serangan-serangan itu dilakukan oleh kelompok ekstremis dan Angkatan Bersenjata Mali.

Baca Juga: Israel Sebut Indonesia dan Arab Saudi Jadi Target Utama Normalisasi Hubungan Diplomatik


Beberapa pekan belakangan, kelompok ekstremis pemberontak telah memblokade jalan antara Mopti, kota terbesar kedelapan di Mali, menuju Gao, kota terbesar kesepuluh Mali di wilayah utara.

MINUSMA sendiri telah merilis pernyataan yang mengutuk insiden pembantaian warga sipil di tengah Mali.

“Serangan-serangan ini dilaporkan menyebabkan korban manusia dan pengungsian besar-besaran,” tulis pernyataan MINUSMA dikutip Associated Press.

Pekan lalu, dalam insiden terpisah, seorang personel penjaga perdamaian PBB tewas pada Minggu (19/6). MINUSMA melaporkan tentara itu tewas akibat cedera dari ledakan alat peledak improvisasi (IED).

PBB sendiri menerjunkan sekitar 12.000 pasukan penjaga perdamaian dan 2.000 polisi ke Mali sejak 2013. 

Misi penjaga perdamaian PBB dimulai sejak intervensi militer Prancis yang mendepak kelompok ekstremis yang merebut berbagai kota penting di utara Mali pada 2012.

MINUSMA merupakan misi penjaga perdamaian PBB paling berdarah. Sejak digelar, misi ini telah menelan korban 270 personel penjaga perdamaian.

Baca Juga: Ekstremis Somalia Ledakkan Restoran dengan Bom Bunuh Diri saat Buka Puasa, Enam Tewas


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x