Kompas TV nasional rumah pemilu

Peluncuran Rumah Pemilu 2024, Benarkah Generasi Muda Tertarik pada Politik dan Pemilihan Umum?

Kompas.tv - 15 Juni 2022, 23:53 WIB
peluncuran-rumah-pemilu-2024-benarkah-generasi-muda-tertarik-pada-politik-dan-pemilihan-umum
Ketua Bawaslu RI. Peluncuran Rumah Pemilu 2024 Kompas TV, Rabu (15/6/2022) membahas ketertarikan generasi muda terhadap Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV – Peluncuran Rumah Pemilu 2024 Kompas TV, Rabu (15/6/2022) malam juga membahas ketertarikan generasi muda terhadap Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dalam peluncuran melalui acara Satu Meja The Forum Spesial di Kompas TV tersebut, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Bayu Satria menyebut generasinya sangat tertarik pada perhelatan pemilu.

“Kalau dibilang interest pasti interest, walaupun saya pertama kali mengikuti pemilu baru pada tahun 2019 kemarin. Tadi dilihat (dari data) bahwa ada 30,1 juta pemilih dari generasi kami,” ucapnya.

Meski demikian, menurut Bayu, belakangan ini peran generasi muda dalam kancah politik seakan-akan dikucilkan dan hanya jadi penonton.

Ia mencontohkan, pada Pemilu 2019 lalu, mahasiswa meminta agar calon presiden melakukan debat terbuka di lingkungan kampus.

“Tapi kemudian tidak ada calon presiden yang menerima debat terbuka tersebut.”

“Kemudian, kami melihat juga di sini ada polarisasi politik yang terlalu parah. Kalau saya belajar juga di kelas, sebenarnya polarisasi politik ini terjadi di antara elit tapi hanya terjadi di struktur bawah masyarakat,” tuturnya.

Polarisasi politik yang terjadi di tingkat bawah tersebut dibenarkan oleh aktivis sosial, Inaya Wahid.

Menurutnya, selama ini di tingkat atas atau elit politik, hubungan yang ada baik-baik saja. Sementara di tingkat bawah justru terpecah.

Baca Juga: Harapan Generasi Muda di Pemilu 2024: Setop Politik Transaksional dan Polarisasi

“Sering kali saya melihat, seperti tadi diomongin Mas Bayu di atas, di elit baik-baik saja. Tapi, kemudian di bawahnya yang terbagi-bagi, terpecah-pecah, dan kita lihat sendiri dari yang kemarin-kemarin, bagaimana eksesnya sampai hari ini.”

Keinginan Berpartisipasi Selalu Tinggi

Narasumber lain dalam acara itu, Totok Suryaningtyas, peneliti senior Litbang Kompas, mengatakan, minat memilih generasi Y dan Z sebenarnya normatif.

“Jadi apa yang kita lihat dengan generasi Y dan Z misalnya, itu polanya tidak terlalu jauh berbeda dengan pemilih pada umumnya, pemilih di luar kategori itu,” jelasnya.

Tetapi, lanjut Totok, memang ada yang khas dalam hal dinamika dan juga loyalitas.

Loyalitas generasi muda terhadap partai politik disebutnya relatif lebih rendah dibanding generasi yang lebih tua.

“Loyalitas kepada orang cenderung lebih tinggi. Dan juga tingkat golputnya cenderung lebih tinggi jika harapannya tidak terpenuhi.”

Sementara, Djayadi Hanan, Sekjen Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), mengatakan, tingkat keinginan berpartisipasi pemilih dari pemilu ke pemilu selalu tinggi.

Itu bukan hanya terjadi pada generasi muda saja, tetapi juga pada generasi-generasi yang lebih tua.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x