Kompas TV internasional kompas dunia

WHO Dalami Temuan Virus Cacar Monyet dalam Cairan Sperma

Kompas.tv - 15 Juni 2022, 19:12 WIB
who-dalami-temuan-virus-cacar-monyet-dalam-cairan-sperma
Sampel cairan tubuh yang berisi virus cacar monyet di Madrid. WHO sedang mendalami laporan tentang temuan virus cacar monyet dalam cairan sperma pasien untuk melihat kemungkinan apakah cacar monyet bisa ditularkan secara seksual, Rabu (15/6/2022). (Sumber: Antara)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

LONDON, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia WHO sedang mendalami laporan tentang temuan virus cacar monyet dalam cairan sperma pasien, Rabu (15/6/2022).

Pendalaman itu, kata pejabat WHO seperti dikutip Antara, bertujuan untuk melihat kemungkinan apakah cacar monyet bisa ditularkan secara seksual.

Dalam beberapa hari terakhir, para ilmuwan telah mendeteksi DNA virus cacar monyet dalam sperma dari segelintir pasien cacar monyet di Italia dan Jerman. Ini termasuk sampel yang diuji di laboratorium yang menunjukkan virus yang ditemukan dalam sperma satu pasien mampu menginfeksi orang lain dan bereplikasi.

Deteksi DNA virus tidak serta-merta menyiratkan bahwa monkeypox alias cacar monyet adalah penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS atau sifilis, yang dipahami disebabkan oleh patogen yang berpindah dari satu orang ke orang lain, khususnya dalam air mani, cairan vagina atau cairan organ tubuh lainnya.

DNA virus dari berbagai virus yang berbeda, termasuk virus Zika, juga ditemukan dalam sperma. Tetapi belum jelas apakah keberadaan materi genetik meningkatkan risiko penularan seksual.

Belum diketahui apakah laporan terbaru itu menunjukkan bahwa virus cacar monyet dapat ditularkan secara seksual, kata Catherine Smallwood, manajer insiden cacar monyet di WHO Eropa, dalam jumpa pers.

Baca Juga: WHO Segera Ganti Nama Penyakit Cacar Monyet, Hindari Stigma dan Prasangka Rasial

Organisasi Kesehatan Dunia WHO, Selasa (14/6/2022), secara resmi akan mengganti nama penyakit cacar monyet, mengingat kekhawatiran tentang stigma dan rasisme seputar virus yang telah menginfeksi lebih dari 1.600 orang di lebih dari 24 negara. (Sumber: Straits Times)

"Ini mungkin sesuatu yang tidak kita sadari pada penyakit ini sebelumnya," kata Smallwood.

"Kami benar-benar perlu fokus pada cara penularan yang paling sering dan kami dengan jelas melihat hal itu terkait dengan kontak kulit ke kulit," imbuhnya.

Lebih dari 1.300 kasus penyakit virus telah dilaporkan oleh sekitar 30 negara, sebagian besar di Eropa, sejak awal Mei. Sebagian besar kasus dilaporkan pada pria yang berhubungan seks dengan pria.

Wabah ini memicu kekhawatiran, karena virus ini jarang terlihat di luar Afrika, di mana ia endemik, dan sebagian besar kasus tidak terkait dengan perjalanan ke benua itu.

Para ilmuwan mencoba memahami apa yang mendorong wabah cacar monyet saat ini, asal-usulnya, dan apakah virus telah berubah.

 



Sumber : Kompas TV/Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x