Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Gading Persada
JAKARTA, KOMPAS.TV - Umat Kristiani merayakan peristiwa Kenaikan Isa Almasih tepat 40 hari setelah Paskah.
Kenaikan Isa Almasih adalah peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke Surga dan merupakan rangkaian dari Jumat Agung dan Kebangkitan Yesus Kristus alias Paskah.
Peristiwa ini telah dirayakan atau diperingati sejak abad ke-4 di berbagai negara , termasuk Indonesia. Di Indonesia, Hari Kenaikan Isa Almasih ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional atau tanggal merah.
Baca Juga: Apa Itu Peristiwa Kenaikan Isa Almasih yang Diperingati Kamis Besok, 26 Mei 2022?
Umat Kristiani di Swedia pergi ke hutan pada pukul 3 atau 4 dini hari untuk mendengarkan nyanyian burung saat fajar terbit. Mereka percaya bahwa mendengarkan burung kukuk dapat memberikan keberuntungan.
Melansir Public Holiday, Rabu (25/5/2022), kegiatan yang bernama gokotta ini memiliki makna mendalam dan tak terbatas sebagai keberuntungan.
Suara burung yang didengarkan memiliki arti tersendiri, jika burung bersuara dari timur atau barat, maka itu adalah kabar gembira. Sebaliknya, jika suara burung dari utara atau selatan, maka itu pertanda buruk.
Orang Wales merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih dengan tidak bekerja pada hari itu. Mereka percaya bahwa ketidakberuntungan akan datang jika melakukan pekerjaan pada Hari Kenaikan.
Mengutip National Today, orang Inggris merayakan Hari Kenaikan Isa Almasih dengan memukul pohon willow.
Pada masa lalu, anak laki-laki dibawa ke sepanjang perbatasan paroki dan memukul dengan ranting pohon willow untuk mengusir kejahatan.
Sumber : Public Holiday, National Today, BNC