Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Ukraina Hukum Serdadu Rusia Penjara Seumur Hidup, Didakwa sebagai Penjahat Perang

Kompas.tv - 23 Mei 2022, 23:26 WIB
ukraina-hukum-serdadu-rusia-penjara-seumur-hidup-didakwa-sebagai-penjahat-perang
Serdadu Rusia yang dihukum penjara seumur hidup oleh Ukraina, Sersan Vadim Shishimarin (kanan) mendengarkan penerjemahnya selama pengadilan di Kiev, Senin (23/5/2022). (Sumber: Natacha Pisarenko/Associated Press)

KIEV, KOMPAS.TV - Ukraina menghukum seorang serdadu Rusia yang didakwa atas kejahatan perang dengan penjara seumur hidup pada Senin (23/5/2022). Putusan terhadap terdakwa Sersan Vadim Shishimarin ini dihasilkan melalui pengadilan kejahatan perang pertama yang digelar Ukraina setelah perang dimulai.

Sersan Shishimarin sendiri telah mengaku bersalah menembak seorang pria 62 tahun di sebuah desa di Oblast (daerah setingkat provinsi) Sumy pada hari-hari pertama perang. Ia meminta maaf kepada janda pria itu di pengadilan.

Shishimarin, masih berusia 21 tahun, mengaku menembak pria itu tepat di kepala karena menuruti perintah komandannya.

Pengacara pembela terdakwa, Victor Ovsyanikov berargumen bahwa kliennya tidak siap untuk “konfrontasi militer penuh kekerasan” yang dihadapi tentara Rusia ketika menginvasi Ukraina.

Pengacara terdakwa mengaku akan mengajukan banding. 

Baca Juga: Bukti Baru Kejahatan Perang Rusia Muncul, Tentara Putin Eksekusi Mati Warga Sipil Ukraina di Bucha

Shishimarin mengaku pada awalnya enggan mematuhi perintah komandannya. Namun, ia terpaksa mengeksekusi perintah itu setelah dipaksa perwira lain.

Volodymyr Yaroskyy dari lembaga Pusat Kebebasan Sipil Ukraina mempertanyakan hukuman Shishimarin tersebut. Menurutnya, putusan majelis hakim terlalu “kejam” untuk kasus itu.

“Pengadilan itu menimbulkan banyak pertanyaan. Ini adalah putusan yang sangat kejam bagi seseorang yang membunuh dalam perang, dan kualifikasi tindak kriminalnya sendiri keliru,” kata Yavorskyy dikutip Associated Press.

Akan tetapi, Aarif Abraham, pengacara hak asasi manusia asal Inggris Raya punya pendapat berlainan dari Yarovskyy. Menurutnya, pengadilan terhadap Shishimarin “terlihat adil dan menyeluruh.”

Pengadilan terhadap Shishimarin sendiri adalah pengadilan pertama atas serangkaian dugaan kejahatan perang tentara Rusia di Ukraina. Kejaksaan Agung Ukraina telah menyatakan sedang menyelidiki ribuan kasus yang berpotensi kejahatan perang.

Ukraina berniat mengadili tentara-tentara Rusia yang diduga melakukan kejahatan perang. Namun, untuk kasus sulit, persidangan kemungkinan akan dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

“Pengadilan Kriminal Internasional punya yurisdiksi untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas dugaan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida, apabila Ukraina tidak bisa atau tidak mau melakukannya,” kata Abraham.

Di lain pihak, Kremlin turut memberikan tanggapan mengenai pengadilan Shishimarin dan rencana gugatan terhadap tentara Rusia lain. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengaku khawatir dengan nasib tentara Rusia yang ditahan Ukraina.

Akan tetapi, Peskov mengaku Moskow tidak bisa membela terdakwa “di lapangan.”

“Namun, ini bukan berarti kami tidak memperhitungkan kemungkinan upaya terus-menerus (mempertahankan Shishimarin) melalui saluran-saluran lain,” kata Peskov.

Menanggapi pengadilan Ukraina, Moskow dan sekutunya juga mengancam akan menyeret serdadu-serdadu Ukraina ke pengadilan kejahatan perang. Separatis Donetsk menyebut pasukan pertahanan Mariupol yang menyerah belakangan ini akan diadili.

Baca Juga: Diplomat Senior Rusia Mundur Gara-Gara Perang Ukraina: Negara Saya Bikin Malu


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x