Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia Intensif Bergerilya Promosikan Investasi ke Negara Asia Pasifik Disela Perang dengan Ukraina

Kompas.tv - 22 Mei 2022, 07:56 WIB
rusia-intensif-bergerilya-promosikan-investasi-ke-negara-asia-pasifik-disela-perang-dengan-ukraina
Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia Maxim Reshetnikov di Bangkok Sabtu, (21/5/2022) dalam pertemuan menteri perdagangan negara-negara APEC, mengatakan, sanksi barat terhadap Rusia menciptakan peluang unik bagi negara-negara Asia di pasar impor dan ekspor Rusia. (Sumber: RIA Novosti)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

BANGKOK, KOMPAS.TV - Rusia memanfaatkan pertemuan APEC di Bangkok, Thailand untuk mendorong investasi dari Asia di tengah sanksi Amerika Serikat (AS) dan Barat.

Seperti dilansir RIA Novosti, Sabtu (21/5/2022), langkah Rusia ini dilakukan untuk reorientasi perdagangan internasional dan mekanismenya guna menjauh dari dominasi AS dan Eropa.

Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia Maxim Reshetnikov dalam pertemuan menteri perdagangan negara-negara APEC di Bangkok mengatakan, sanksi barat terhadap Rusia menciptakan peluang unik bagi negara-negara Asia di pasar impor dan ekspor Rusia.

Reshetnikov menghadiri pertemuan para menteri perdagangan negara-negara peserta forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), yang berlangsung hari ini, Minggu (22/5) di ibu kota Thailand.

"Pada semua situasi seperti itu (dalam konteks sanksi), di satu sisi, ini adalah masalah, di sisi lain, ini adalah peluang (untuk ekonomi Asia), termasuk untuk ekonomi Thailand, untuk masuk pasar Rusia dan mengisi ceruk yang terbentuk. Di sisi lain, ini adalah peluang bagi perusahaan Rusia yang sekarang secara aktif mencari pasar penjualan baru, dan mengubah orientasi produk mereka. Ini berlaku untuk bahan bakar dan sumber daya energi, minyak, produk minyak, gas dan pupuk, dan produk makanan, produk rekayasa," kata Reshetnikov.

Ia menambahkan, delegasi Kementerian Pembangunan Ekonomi juga berada di Bangkok untuk membahas peluang yang terbuka dengan pihak Thailand.

Reshetnikov menyebut Rusia telah lama hidup di bawah sanksi.

"Sejak tahun 2014, paket pertama (sanksi Barat) diadopsi, sebagai hasilnya, kami dapat menggunakan tekanan dari luar ini untuk memperkuat ekonomi kami sendiri. Kami secara signifikan memperkuat sektor agroindustri kami, memperkuat teknik rekayasa kami, dan menggunakan kesempatan ini diversifikasi ekspor kami, antara lain BBM dan energi,” jelasnya.

Baca Juga: Rusia Putus Pasokan Gas ke Finlandia Usai Helsinki Daftar Jadi Anggota NATO

Kapal tanker minyak mentah. Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia Maxim Reshetnikov di Bangkok Sabtu, (21/5/2022) dalam pertemuan menteri perdagangan negara-negara APEC, mengatakan, sanksi barat terhadap Rusia menciptakan peluang unik bagi negara-negara Asia di pasar impor dan ekspor Rusia. (Sumber: Antara )

Selain itu, sebagai akibat dari sanksi di dunia, akan ada reorientasi sumber daya, ungkap Reshetnikov.

"Tentunya Eropa akan mengambil produk minyak dari benua Amerika dan mengangkutnya dari Asia, dan karenanya kami akan menawarkan minyak kami, mempromosikannya ke pasar Asia," kata sang menteri.

Diakuinya, karena perubahan logistik, bagi konsumen Eropa, ini semua akan berdampak pada kenaikan harga produk minyak bumi.

“Pertama-tama, konsumen Eropa harus membayar untuk ini, karena biaya bahan bakar akan meningkat di sana, dan konsumen Asia, dari sudut pandang kami, akan diuntungkan, karena persaingan di pasar Asia akan meningkat dalam hal ini,” ungkap Reshetnikov.

Ia juga mengingatkan peralihan ke Asia dan percepatan reorientasi ke pasar Asia adalah arah strategis bagi Rusia karena Moskow menyadari sifat jangka panjang dari tindakan pembatasan yang dikenakan terhadapnya.

“Kami akan melakukan segala upaya untuk mengintegrasikan ke dalam value-chain tepatnya bersama-sama dengan negara-negara Asia, bersama-sama dengan negara-negara Arab, termasuk bersama-sama negara-negara Amerika Selatan,” tambahnya

Menurutnya, pusat-pusat ekonomi baru yang besar dan mandiri akan muncul di dunia.

“Peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang ini umumnya akan menjauhi sistem mata uang dolar dan sistem penyelesaian. Sistem alternatif akan dikembangkan, dan pada saat yang sama, tentu saja, akan ada perkembangan teknologi yang serba guna,” tutup Reshetnikov.



Sumber : RIA Novosti

BERITA LAINNYA



Close Ads x