Kompas TV internasional kompas dunia

Negeri Paman Sam Makin Suram: Sejuta Mati karena Covid-19, Penembakan Massal Berulang Kali

Kompas.tv - 22 Mei 2022, 04:05 WIB
negeri-paman-sam-makin-suram-sejuta-mati-karena-covid-19-penembakan-massal-berulang-kali
Seorang pria mengirim ungkapan belasungkawa ke tempat peringatan temporer korban penembakan massal di sebuah pusat perbelanjaan di Buffalo, New York, Amerika Serikat, 15 Mei 2022. (Sumber: Matt Rourke/Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pada 14 Mei 2022 lalu, seorang pria 18 tahun memanggul senjata dan menembaki orang-orang yang berbelanja di Buffalo, New York. Sehari setelahnya, penembakan massal kembali terjadi, kali ini bahkan gereja yang diserang di California.

Dua tragedi itu segera diikuti kabar suram bagi Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam resmi mencatat satu juta kematian akibat Covid-19.

AS merupakan negara dengan tingkat kematian terkait Covid-19 tertinggi di dunia. Meskipun berdampak nyata, narasi antivaksin dan konspirasi terkati Covid-19 masih saja beredar di negeri Paman Sam.

Pandemi dan maraknya kekerasan bersenjata, yang tak kunjung memicu perubahan kebijakan, memunculkan pertanyaan: Apakah kematian massal telah ditoleransi di Amerika?

Baca Juga: Penembakan di Gereja AS, Satu Orang Tewas dan 4 Luka Parah

Pertanyaan tersebut coba dijawab oleh Gregg Gonsalves, epidemiolog, profesor, sekaligus anggota kelompok advokasi AIDS ACT UP.

“Saya pikir buktinya sudah cukup jelas dan tak meragukan. Kita menoleransi setumpuk pembantaian, penderitaan, dan kematian di AS, karena kita menyaksikan lebih banyak (kematian) dua tahun belakangan,” kata Gonsalves kepada Associated Press.

“Jika saya mengira epidemi AIDS sudah cukup buruk, respons Amerika terhadap Covid-19 adalah sebentuk ketidakmasukakalan Amerika, kan?”

“Yang benar saja, satu juta orang mati, dan kamu bicara tentang keperluanmu untuk kembali hidup normal saat sebagian besar kita sudah hidup dengan cukup layak enam bulan belakangan?” lanjut Gonsalves.

Sementara itu, Elizabeth Wrigley-Field, profesor sosiologi Universitas Minnesota yang meneliti mortalitas di AS menyebut bahwa ada ketimpangan kelas dan rasial yang kentara. Menurutnya, kelompok masyarakat tertentu selalu terdampak angka kematian yang lebih tinggi dibanding rata-rata.

“Kematian sebagian orang jauh lebih berarti daripada yang lain. Saya pikir itulah yang kita lihat dalam kebetulan ini (satu juta kematian Covid-19 dan penembakan massal), yang mana sangat brutal,” kata Wrigley-Field.

Salah satu kelompok masyarakat yang dirujuk Wrigley-Field adalah komunitas kulit hitam. Dalam penembakan di Buffalo, menurut keterangan kepolisian, pelaku adalah seorang rasis yang menargetkan orang-orang kulit hitam.

Baca Juga: 10 Orang Tewas pada Penembakan Massal di Buffalo New York



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x