Kompas TV internasional kompas dunia

Kemampuannya Dipertanyakan, Calon Dubes Malaysia untuk Indonesia Dikenal sebagai Sosok Kontroversial

Kompas.tv - 20 Mei 2022, 20:06 WIB
kemampuannya-dipertanyakan-calon-dubes-malaysia-untuk-indonesia-dikenal-sebagai-sosok-kontroversial
Penunjukan Datuk Seri Tajuddin Abdul Rahman, 74 tahun, sebagai Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, dikritisi banyak kalangan di negeri jiran itu. (Sumber: Malaysiakini/Azneal Ishak)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Edy A. Putra

PETALING JAYA, KOMPAS.TV – Setelah netizen Malaysia ramai memprotes penunjukan duta besar Malaysia untuk Indonesia, sejumlah kalangan di negeri jiran itu juga melakukan hal serupa.

Seorang pemimpin UMNO mengkritisi penunjukan anggota parlemen Datuk Seri Tajuddin Abdul Rahman sebagai duta besar (dubes) Malaysia untuk Indonesia. 

Sang pengkritik, yang berbicara dalam syarat anonim, menyatakan pada Free Malaysia Today, Jumat (20/5/2022) bahwa seharusnya Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dapat memilih figur yang kurang kontroversial. 

Lebih lanjut, ia menyatakan dapat memahami bahwa PM Ismail harus memilih kolega partai yang dapat ia percayai. Namun, menurutnya, Tajuddin tak dikenal punya kemampuan luar biasa. 

Baca Juga: Khawatir Bikin Malu, Netizen Malaysia Buat Petisi Tuntut Pembatalan Calon Dubes untuk Indonesia

Bahkan, katanya, kemampuannya dipertanyakan. Seperti terlihat saat Tajuddin menangani tabrakan yang melibatkan dua kereta LRT tahun lalu saat menjabat sebagai Ketua Prasarana.

“Dan mengapa perdana menteri perlu menunjuk anggota parlemen yang sedang menjabat saat mereka seharusnya melayani konstituen mereka?” tanyanya.

Menurutnya, tabiat kasar Tajuddin di Dewan Rakyat juga membuatnya tak layak untuk pekerjaan seorang diplomat.

Kendati begitu, ia menyebut bahwa penunjukan itu tak lantas berarti bahwa UMNO kembali ke cara lama dengan memberikan fasilitas dan posisi teratas di pemerintah kepada mereka yang memiliki hubungan politik.

“UMNO tetap di jalur untuk reformasi politik,” ujarnya merujuk partai terbesar dan tertua di Malaysia itu. 

“Kami mendukung undang-undang anti-pelompatan, memberikan dana pengembangan konstituen yang sama di Perak, mengubah konstitusi partai kami dan menurunkan lebih banyak kandidat yang lebih muda dalam dua pemilihan negara bagian terakhir,” paparnya.

Baca Juga: Malaysia: Gaji ART Indonesia Mulai RM 1.200 Sesuai Standar Minimum, Tidak Bisa Mulai RM 1.500

Pada Rabu (18/5), PM Ismail Sabri membela penunjukan Tajuddin dengan menyatakan bahwa Putrajaya tak bisa menyenangkan semua orang.

Ismail juga menyebut bahwa Tajuddin adalah politisi kawakan dan penunjukannya telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo. 

Analis politik Azmi Hassan dari Akademi Nusantara mengatakan bahwa UMNO tampaknya tengah menjaga jarak dari Tajuddin. Partai itu, imbuhnya, tak bisa disalahkan atas penunjukan Tajuddin.

Ia juga menyebut bahwa UMNO tak lagi mendukung Tajuddin dalam masalah politik apa pun, terutama setelah musibah LRT itu.

“Saya melihat bahwa UMNO juga menjauhkan diri dari penunjukannya sebagai dubes,” ujarnya. 

Sementara itu, ilmuwan politik Wong Chin Huat mengatakan bahwa praktik penunjukan figur politik sebagai diplomat terbilang cacat, namun telah berlangsung selama bertahun-tahun. 

“Anggota parlemen UMNO tidak akan mengkritik praktik ini, bahkan jika menurut mereka Tajuddin tak memenuhi syarat. Karena, mereka juga ingin ‘jabat tangan emas’ seperti itu sebagai jalan keluar,” katanya.
 



Sumber : Free Malaysia Today

BERITA LAINNYA



Close Ads x