Kompas TV internasional kompas dunia

PM Sri Lanka Peringatkan Soal Potensi Kekurangan Pangan di Tengah Upaya Mengatasi Krisis Ekonomi

Kompas.tv - 20 Mei 2022, 17:14 WIB
pm-sri-lanka-peringatkan-soal-potensi-kekurangan-pangan-di-tengah-upaya-mengatasi-krisis-ekonomi
Perdana Menteri Sri Lanka memperingatkan akan terjadi kekurangan pangan saat pemerintah memerangi krisis ekonomi yang menghancurkan negara itu. (Sumber: Straits Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

KOLOMBO, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, Jumat (20/5/2022), memperingatkan tentang kekurangan pangan yang akan terjadi saat pemerintah berusaha memerangi krisis ekonomi yang menghancurkan negara itu.

Perdana Menteri berjanji akan membeli cukup pupuk untuk musim tanam berikutnya guna meningkatkan produktivitas

Seperti laporan Straits Times, Jumat, keputusan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada April tahun lalu yang melarang semua pupuk kimia secara drastis, membuat hasil panen anjlok.

Meskipun pemerintah telah membatalkan larangan tersebut, tidak ada impor substansial yang terjadi.

"Meskipun mungkin tidak ada waktu untuk mendapatkan pupuk untuk musim Yala (Mei-Agustus) ini, langkah-langkah sedang diambil untuk memastikan stok yang cukup untuk musim Maha (September-Maret)," kata Wickremesinghe dalam sebuah pesan di Twitter, Kamis (19/5/2022).

"Saya dengan tulus mendesak semua orang untuk menerima gawatnya ... situasi," imbuhnya.

Sri Lanka menghadapi kosongnya devisa, bahan bakar, dan obat-obatan sehingga membuat aktivitas ekonomi melambat hingga merangkak.

Baca Juga: Makin Parah, Sri Lanka Kini Kehabisan Bensin dan Uang Tunai Valuta Asing untuk Impor Obat-Obatan

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe memperingatkan tentang potensi terjadinya kekurangan pangan saat pemerintah berusaha memerangi krisis ekonomi yang menghancurkan negara itu. (Sumber: AP Photo/Eranga Jayawardena)

"Tidak ada gunanya berbicara tentang betapa sulitnya hidup ini," kata A.P.D. Sumanavathi, seorang wanita berusia 60 tahun yang menjual buah dan sayuran di pasar Pettah di Kolombo, Jumat.

"Saya tidak dapat memprediksi bagaimana keadaannya dalam dua bulan, pada tingkat kita saat ini, kita bahkan mungkin (nanti) tidak akan lagi berada di sini."

Di dekatnya, antrean panjang mengular di depan sebuah toko yang menjual tabung gas untuk memasak, yang harganya melambung tinggi.

“Hanya sekitar 200 tabung gas yang terkirim, padahal (di sini) ada sekitar 500 orang,” kata Mohammad Shazly, sopir paruh waktu yang mengaku sudah masuk hari ketiga mengantre agar bisa memasak untuk keluarganya yang terdiri dari lima orang.

"Tanpa gas, tanpa minyak tanah, kita tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.

"Pilihan terakhir apa? Tanpa makanan kita akan mati. Itu seratus persen akan terjadi."



Sumber : Kompas TV/Straits Times

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.