Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Zelensky Ungkap Donbas seperti Neraka, Aset Oligarki Rusia Bakal Dipakai untuk Perbaikan Ukraina

Kompas.tv - 20 Mei 2022, 13:34 WIB
zelensky-ungkap-donbas-seperti-neraka-aset-oligarki-rusia-bakal-dipakai-untuk-perbaikan-ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kondisi Donbas sudah seperti neraka. (Sumber: Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan Donbas telah mengalami kehancuran dan kondisinya seperti neraka.

Hal itu bertepatan dengan keinginan Uni Eropa (UE) untuk menggunakan aset oligarki Rusia yang tengah dibekukan, untuk biaya perbaikan Ukraina.

Donbas yang berada di Ukraina timur memang menjadi fokus utama Rusia, setelah menarik mundur pasukannya dari Kiev.

Baca Juga: Jerman Cabut Tunjangan Kenegaraan Eks Kanselir Gerhard Schroeder karena Tetap Terlibat dengan Rusia

Ukraina sendiri terus melanjutkan untuk membebaskan wilayah Kharkiv, yang sebelumnya dibombardir Rusia.

Zelensky menegaskan, Rusia berusaha untuk meningkatkan tekanannya di Donbas.

“Di sana adalah neraka, dan itu tak berlebihan,” tutur Zelensky, Kamis (19/5/2022), seperti dilansir dari BBC.

Sementara itu, UE tengah mencari cara agar aset oligarki Rusia yang dibekukan bisa mendanai pembangunan kembali Ukraina usai perang.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengungkapkan, komisi menawarkan 9 miliar euro atau setara Rp139 triliun pinjaman kepada Ukraina.

Dana itu akan digunakan agar Ukraina bertahan dari penyerangan Rusia.

Baca Juga: Waduh, Ilmuwan Ungkap Perang Nuklir Bisa Tercetus di Ukraina

Tetapi UE juga menginginkan adanya dana untuk sistem perbaikan usai perang, dan aset oligarki Rusia bisa jadi digunakan untuk itu.

“Pengacara kami berkerja secara intensif untuk mencari cara untuk menggunakan aset oligarki yang dibekukan untuk membangun kembali Ukraina,” tutur Von der Leyen.

“Saya pikir Rusia jelas harus memberikan kontribusi,” tambahnya.



Sumber : Sky News

BERITA LAINNYA



Close Ads x