Kompas TV nasional kriminal

Cinta Segitiga Berujung Maut dan Luka Batin yang Tak Terobati

Kompas.tv - 18 Mei 2022, 08:24 WIB
cinta-segitiga-berujung-maut-dan-luka-batin-yang-tak-terobati
Ilustrasi cinta segitiga dengan kekecewaan (Sumber: Kompasiana-)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Dini Nurdiani, perempuan berusia 26 tahun, yang semula dinyatakan hilang itu,  ternyata ditemukan sudah tak bernyawa. Jasadnya ditemukan di daerah Cibubur, Bekasi, pada Minggu (1/5/2022). Yang mengenaskan, sejumlah luka tusuk ditemukan di tubuh korban.

Polisi pun bergerak cepat. Pelaku yang juga seorang perempuan bernama Neneng Umaya (24) pun berhasil ditangkap. Dalam pemeriksaan polisi, terungkap motif pembunuhan adalah cinta segita, antara pelaku, korban dan suami pelaku berinisial ID (27).

"Jadi motifnya cemburu dan sakit hati," kata Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo, Minggu (15/5/2022).

Korban ternyata sudah berhubungan dengan suami pelaku. Dan puncak kekesalan ketika Neneng menemui percakapan di telepon selular,  yang isinya permintaan Dini kepada ID agar menceraikan Neneng, yang tak lain isteri sah dari ID.

Baca Juga: Cinta Segitiga Berakhir Duel Maut

Dan pembunuhan itu pun terjadi beberapa hari jelang lebaran.

Menurut ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, kasus ini diawali dari luka batin yang diderita oleh pelaku. Luka batin berupa cemburu dan kemarahan  memang punya dampak besar hingga tega melakukan pembunuhan. "Luka batin berupa kesedihan, kecemburuan efeknya sama dengan penderitaan fisik," kata Reza di program Sapa Pagi di KOMPAS TV, Rabu (18/5/2022). 

Pernyataan tersebut, kata Reza, bukan pembelaan kepada pelaku pembunuhan, namun sebagai gambaran bahwa awal dari pembunuhan bisa bertitik tolak dari pelaku yang dilukai secara batin. "Sementara kemampuan seseorang dalam menghadapi masalah, majemuk," tambahnya.

Reza juga memaparkan bahwa proses batin yang terluka hingga menjadi tindakan kejahatan, itu berlangsung dalam lima tahap. Tahap pertama dimulai dari denial alias penyangkalan. Bila tahap ini tidak bisa diselesaikan, maka masuk ke tahap kedua yaitu anger alias kemarahan. "Mereka akan terperangkap dalam ledakan kemarahan," ujarnya.

Baca Juga: Diperiksa Polisi, Ini Pengakuan Suami Pelaku Pembunuhan Gadis Cengkareng

Bila tahap kemarahan tak juga terobati, akan masuk ke tahap tiga yaitu bargaining yaitu upaya mencoba berdamai dengan keadaan. Setelah itu akan masuk ke tahap keempat yaitu depresi.

Dan tahap terakhir yaitu acceptance alias penerimaan. Pelaku mulai menerima keadaan yang dia alami meski rasa marah dan kecewa tetap ada. 

"Namun yang berbahaya adalah pada tahap anger dan depresi," katanya. Pada dua tahap inilah seseorang bisa melakukan tindakan berbahaya termasuk melakukan pembunuhan.     


 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x