Kompas TV nasional sosial

Pemetaan Wilayah Laut Indonesia Baru 16 Persen, Butuh Kucuran Dana untuk Tingkatkan Survei

Kompas.tv - 17 Mei 2022, 18:40 WIB
pemetaan-wilayah-laut-indonesia-baru-16-persen-butuh-kucuran-dana-untuk-tingkatkan-survei
Komandan Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat (Sumber: Kompas.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

BADUNG, KOMPAS.TV – Keterbatasan peralatan survei mengakibatkan pemetaan laut di wilayah Indonesia baru mencapai 16 persen.

Hal itu diungkapkan Komandan Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat. Ia menambahkan, ada perbedaan antara survei di darat dan di laut.

"Memang itu keterbatasan peralatan, karena kalau disurvei di darat cukup menggunakan satelit sehingga topografi maupun print mudah," kata Nurhidayat di sela pertemuan Hydrographic Service and Standards Committee (HSSC) di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (17/5/2022).

Terlebih, kata dia, kebanyakan laut di Indonesia memiliki kedalaman mulai dari 1.000 hingga 5.000 meter.

Meski capaiannya baru 16 persen, ia menyebut angka pemetaan tersebut sudah meningkat jika dibandingkan dengan capaian sebelumnya yang hanya mencapai 10 persen. 

Baca Juga: Waspada Gelombang Tinggi, BPBD Lebak Imbau Nelayan Tak Melaut

Pemetaan laut, lanjut Nurhidayat, merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan keselamatan navigasi, perlindungan lingkungan, keamanan dan potensi ekonomi di laut. Apalagi 75 persen wilayah Indonesia merupakan lautan.

"Laut disurvei agar bisa digunakan untuk kebutuhan ekonomi, pariwisata dan alam.”

“Menteri ESDM misalnya, bagaimana laut itu jadi eksplor bisa diambil SDA (sumber daya alam) misalnya minyak," tuturnya.

Ia berpendapat, pemetaan wilayah laut Indonesia bisa mencapai 100 persen jika pemerintah mengucurkan anggaran yang cukup besar, yang nantinya akan digunakan membeli 12 kapal canggih dan melakukan survei setiap bulannya.

"Sebenarnya anggaran terserah pemerintah, tapi satu kapal itu sekitar Rp350 miliar. Karena ada peralatannya yang mahal, kalau kapalnya sendiri kita bisa buat sendiri di PT PAL," katanya.

Mengenai fokus pemetaan wilayah laut saat ini, Nurhidayat menyebut pihaknya fokus di perairan Indonesia bagian timur, yang rata-rata kedalaman mencapai 5.000 meter.

Baca Juga: Kepala Staf Angkatan Laut RI Buka Rakor & Rakernis Potensi Maritim

"Tanggal 16 Juni (2022) kita akan melakukan ekspedisi tahunan di Laut Banda. Dulu di Maluku Utara sekarang di Maluku Selatan karena kedalaman di sana cukup tinggi sampai 5.000 (meter) sehingga membutuhkan peralatan canggih," urainya.

Pihaknya  juga sedang menyiapkan kapal khusus untuk memetakan laut di wilayah perbatasan dengan negara lain.

"Tahun ini sedang dibuat kapal yang lebih besar tujuan untuk fokusnya pada daerah perbatasan.”

“Daerah perbatasan kita ini sangat kurang untuk survei. Harapan bisa survei untuk seluruh Indonesia," katanya.



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x