Kompas TV nasional kesehatan

Dirut RSPI: Ada Kemungkinan Pasien Hepatitis Akut Diterapi Transplantasi Hati

Kompas.tv - 13 Mei 2022, 21:56 WIB
dirut-rspi-ada-kemungkinan-pasien-hepatitis-akut-diterapi-transplantasi-hati
Ilustrasi virus hepatitis yang menyerang organ hati manusia. (Sumber: Shutterstock/Kateryna Kon)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

Jakarta, KOMPAS.TV - Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dr. Mohammad Syahril menuturkan bahwa terbuka kemungkinan bagi pasien hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya (acute hepatitis unknown etiology) untuk mendapatkan terapi transplantasi hati.

"Ada kemungkinan kelak pasien hepatitis akut juga akan mendapatkan terapi transplantasi hati," kata Syahril dalam konferensi pers daring bertajuk "Update Perkembangan Kasus Hepatitis Akut di Indonesia" di Jakarta, Jumat (13/5/2022).

Baca Juga: Demam, Mual, dan Muntah Jadi Gejala Terbanyak Kasus Diduga Hepatitis Akut

Syahril mengatakan, transplantansi hati untuk kasus-kasus hepatitis dan kasus-kasus lainnya sudah dilakukan di Indonesia. Meski demikian, Syahril meminta masyarakat untuk waspada.

Ia mengimbau agar masyarakat segera membawa anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala hepatitis akut untuk berobat. Gejala tersebut di antaranya demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lesu, serta nyeri di bagian perut.

Gejala lainnya yakni perut kembung, nyeri otot dan sendi, kuning di mata, warna urine seperti warna teh, serta perubahan pada warna feses (tinja).

"Dengan mengenali kasus lebih awal, kita bisa lebih care ke anak, jangan sampai lebih berat. Bisa konsultasi ke dokter," katanya.

Baca Juga: Terkini: Bagaimana Kondisi Kasus Hepatitis Akut “Misterius” di Indonesia?

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa kasus hepatitis akut yang ditemukan di Indonesia paling banyak berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

“Daerah yang paling banyak dilaporkan itu adalah DKI Jakarta. Itu mungkin karena DKI Jakarta yang paling baik deteksinya,” kata Nadia dalam webinar berjudul "Jaga Anak dari Hepatitis Akut" di Jakarta, Jumat (13/5).

Nadia menuturkan, saat ini ada 18 suspek hepatitis akut di Indonesia. Dari 18 suspek yang terkena hepatitis akut itu, dua pertiganya berasal dari DKI Jakarta, sedangkan sisanya berasal dari Sumatera Barat, Jawa Timur, Bangka Belitung dan Kalimantan Timur.

Menurut Nadia, semua suspek tersebut tidak menderita varian hepatitis A, B, C ataupun D. Ia menambahkan, penyebab utama maupun perkembangan dari hepatitis akut masih terus dipelajari. 

“Ada juga dugaan hepatitis virus atau Adenovirus yang bermutasi seperti itu, sehingga kita hanya mengetahui kemungkinan besar selama ini, hepatitis banyak menular melalui fecal-oral, fecal-oral melalui makanan,” ujar Nadia.

Sebagai informasi, fecal oral merupakan bentuk penularan melalui mulut dari benda, makanan, atau minuman yang terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi virus.

Nadia mengimbau setiap orang untuk mencegah penyakit hepatitis misterius tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjalankan gaya hidup bersih, di antaranya rajin mencuci tangan, memakan makanan yang matang, serta meminum air yang bersih.

Ia menambahkan, setiap orang juga harus menggunakan masker. Sebab, penularan penyakit juga dapat terjadi melalui udara atau droplets.

 



Sumber : Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x