Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Khawatir Konflik Ukraina Meluas atas Ledakan di Trans-Dniester, Sekjen PBB: Semua Pihak Tahan Diri

Kompas.tv - 27 April 2022, 05:26 WIB
khawatir-konflik-ukraina-meluas-atas-ledakan-di-trans-dniester-sekjen-pbb-semua-pihak-tahan-diri
PBB mengungkapkan keprihatinan Sekretaris Jenderal António Guterres atas laporan insiden keamanan baru di wilayah separatis Moldova yang didukung Rusia (Sumber: Washington Post)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

NEW YORK, KOMPAS.TV - PBB mengungkapkan keprihatinan Sekretaris Jenderal António Guterres atas laporan insiden keamanan baru di wilayah separatis Moldova yang didukung Rusia "dan mendesak semua pihak untuk menahan diri dari pernyataan atau tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan." seperti dilaporkan Associated Press, Rabu, (27/4/2022).

Wakil juru bicara PBB Farhan Haq hari Selasa, (26/4/2022) di markas besar PBB New York mengatakan Guterres menyerukan upaya untuk menurunkan ketegangan di seluruh Trans-Dniester.

Ledakan mengguncang wilayah itu untuk hari kedua berturut-turut, merobohkan dua antena radio kuat di dekat perbatasan Ukraina.

Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi Ukraina menuding Rusia.

Penutur bahasa Rusia dari wilayah Trans-Dniester dengan sekitar 470.000 warga, terletak memanjang antara Moldova dan Ukraina, secara nominal memisahkan diri dari Moldova pada tahun 1990, satu tahun sebelum pembubaran Uni Soviet, khawatir negara itu akan segera bergabung dengan Rumania, yang bahasa dan budayanya mayoritas di Moldova.

Baca Juga: Zelensky Kecam Keputusan Sekjen PBB Kunjungi Rusia Sebelum Ukraina: Ini Tak Adil

PBB mengungkapkan keprihatinan Sekretaris Jenderal António Guterres atas laporan insiden keamanan baru di wilayah separatis Moldova yang didukung Rusia (Sumber: Deutsche Welle)

Wilayah Trans-Dniester berperang singkat dengan Moldova tahun 1992 dan menyatakan dirinya sebagai negara merdeka, meskipun tetap tidak diakui oleh negara mana pun, termasuk Rusia yang menempatkan sekitar 1.500 tentara di sana, menyebut mereka penjaga perdamaian.

Kekhawatiran meningkat bahwa kekuatan itu dapat digunakan untuk menyerang Ukraina dari barat.

Haq mengatakan PBB terus mendukung penuh upaya Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa OSCE untuk mencapai penyelesaian politik konflik Trans-Dniester dalam apa yang disebut proses 5+2 yang terdiri dari Trans-Dniester, Moldova, Ukraina, Rusia dan OSCE dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa sebagai pengamat.

Tujuannya adalah untuk memperkuat kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah Moldova, dengan status khusus untuk Trans-Dniester.



Sumber : Kompas TV/Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x