Kompas TV internasional kompas dunia

Bank Dunia Turun Tangan Kucurkan Dana Bantu Sri Lanka Atasi Krisis Ekonomi Parah

Kompas.tv - 23 April 2022, 02:05 WIB
bank-dunia-turun-tangan-kucurkan-dana-bantu-sri-lanka-atasi-krisis-ekonomi-parah
Antrean bajaj di Colombo, Rabu (13/4/2022), yang disebabkan krisis ekonomi yang tengah mendera Sri Lanka dan membuat negara tersebut berada di ambang kebangkrutan. (Sumber: AP Photo/Eranga Jayawardena)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan

KOLOMBO, KOMPAS.TV – Sri Lanka akan menerima dana sebesar USD300 juta – USD600 juta atau setara Rp4,3 triliun – Rp8,6 triliun dari Bank Dunia. Bantuan yang akan diberikan hingga empat bulan ke depan itu akan digunakan untuk membeli obat-obatan dan barang-barang penting lainnya. 

Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabri menyatakan pada Jumat (22/4/2022), kucuran dana itu dimaksudkan sebagai bantuan untuk menghadapi krisis ekonomi terburuk yang tengah melanda negara di Samudera Hindia itu.

Melansir Associated Press, Ali Sabri tengah berada di Washington, Amerika Serikat (AS), untuk menegosiasikan paket bantuan penyelamatan dengan Dana Moneter Internasional IMF. Pembicaraan dengan IMF akan butuh waktu, katanya, namun Bank Dunia sementara ini sudah setuju untuk memberikan dukungan.

Baca Juga: Presiden Sri Lanka Mengaku Salah dalam Mengelola Ekonomi Negaranya

Negara tetangga India, kata Sabri, juga sepakat menyediakan USD500 juta atau setara Rp7,2 triliun untuk membeli bahan bakar. Negosiasi juga tengah berlangsung demi mendapatkan dana bantuan tambahan senilai USD1 miliar atau sekitar Rp14,4  triliun dari New Delhi. 

Sri Lanka berada di ambang kebangkrutan. Sebanyak USD7 miliar dari total USD25 miliar utang luar negeri jatuh tempo pembayaran pada tahun ini. Kekurangan devisa yang parah membuat negara itu kekurangan uang untuk membeli barang-barang impor. 

Selama beberapa bulan belakangan, rakyat Sri Lanka menderita kelangkaan barang-barang penting seperti makanan, gas untuk memasak, bahan bakar dan obat-obatan. Mereka harus antre selama berjam-jam demi membeli stok barang-barang yang terbatas.

Harga bahan bakar naik beberapa kali dalam bulan-bulan terakhir. Akibatnya, ongkos transportasi dan harga barang-barang lain ikut meroket. Pekan ini pun, ada sejumlah kenaikan harga barang.

Baca Juga: Krisis Ekonomi Sri Lanka Memburuk, Presiden Dituding Tak Mampu dan Sombong

Pemerintah Sri Langka telah mengumumkan penangguhan pembayaran utang luar negeri sembari menanti hasil pembicaraan dengan IMF.

Menurut Sabri, pemerintahnya juga berupaya menghubungi China, Jepang dan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk meminta bantuan.

China sudah berjanji untuk memberikan sekitar USD31 juta dalam bentuk bantuan darurat. Ini termasuk 5.000 ton beras, obat-obatan dan bahan-bahan mentah. 

Krisis utang Sri Lanka sebagian disebabkan oleh proyek-proyek yang dibangun dengan pinjaman China yang tidak menghasilkan uang.
 



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x