Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

CSIS: Pemerintah Harus Bergerak Cepat Hadapi Kenaikan Harga Bahan Pangan

Kompas.tv - 15 April 2022, 20:19 WIB
csis-pemerintah-harus-bergerak-cepat-hadapi-kenaikan-harga-bahan-pangan
Ilustrasi sembako (Sumber: Shutterstock)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Hirawan mengatakan pemerintah harus bergerak cepat menghadapi berbagai kenaikan harga bahan pangan akibat ketidakpastian ekonomi global.

Pasalnya, konflik di Ukraina akibat invasi Rusia telah menyebabkan tren kenaikan harga pangan hingga energi di Indonesia dan beberapa negara lain di dunia.

“Kenaikan harga gandum cepat atau lambat akan berdampak pada konsumen di Indonesia,” ucap Fajar Hirawan dalam keterangan tertulis kepada KOMPAS TV, Jumat (15/4/2022).

Sebab, kata Fajar, Ukraina adalah pemasok gandum terbesar bagi Indonesia. Sebaliknya bagi Ukraina, Indonesia adalah negara tujuan ekspor gandum terbesar kedua di dunia setelah Mesir.

Baca Juga: Bulan Ramadan, Harga Bahan Pokok Mulai Menanjak

“Ini salah satu dampak yang akan terasa karena terjadi gangguan suplai pada komoditi gandum,” ujarnya.

Kendati demikian, Fajar menyambut baik upaya pemerintah yang berupaya menjaga daya beli masyarakat dengan cara menyalurkan berbagai bantuan sosial yang bersifat tunai.

“Apa yang dilakukan pemerintah dengan menyalurkan bantuan berupa uang tunai sudah tepat. Kebijakan ini bisa menjadi bantalan atau penyelematan sementara untuk menjaga daya beli masyarakat,” ucap Fajar Hirawan

“Apalagi, kontribusi konsumsi masyarakat terhadap PDB cukup besar, di atas 50 persen,” tambahnya.

Oleh karena itu, Fajar mengaku optimistis pemerintah bisa tetap menjaga daya beli masyarakat dengan memberikan bantuan sosial yang bersifat tunai, dan program-program yang bersifat jangka panjang sehingga Indonesia bisa melewati krisis akibat ketidakpastian ekonomi global.

Baca Juga: Gaza Palestina Memprihatinkan, Bantuan Bahan Pokok untuk Ramadan Berkurang

Bahkan, Fajar meyakini, ekonomi Indonesia bisa tumbuh di kisaran 3,5 - 4 persen.

“Memang harapannya di atas itu ya. Tetapi dengan kondisi ekonomi global seperti sekarang ini, bisa mencapai persentase 3,5 hingga 4 persen menurut saya sudah sangat bagus,” pungkasnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x