Kompas TV internasional kompas dunia

Dampak Badai Matahari, Sebabkan Kiamat Internet & Mati Listrik Massal, Bagaimana dengan Hari Ini?

Kompas.tv - 14 April 2022, 03:05 WIB
dampak-badai-matahari-sebabkan-kiamat-internet-mati-listrik-massal-bagaimana-dengan-hari-ini
Ilustrasi. Suar surya yang bisa memicu badai matahari. Gambar ini diambil NASA pada 6 Maret 2012. (Sumber: NASA Goddard Space Flight Center via Wikimedia)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) serta Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) memperkirakan sebuah badai matahari akan menghantam medan magnet Bumi pada hari ini, Kamis (14/4/2022).

Badai matahari diketahui merupakan fenomena ketika ledakan besar plasma dan medan magnet matahari yang disebut coronal mass ejection (CME) bertiup cukup kuat hingga menekan medan magnet Bumi atau medan geomagnetik.

Badai matahari bisa menerakan berbagai dampak tergantung kekuatannya. Dalam kasus ekstrem, badai matahari bisa merusak infrastruktur kelistrikan dan internet hingga menyebabkan “kiamat internet” dan mati listrik massal selama berbulan-bulan.

Untungnya, badai matahari yang diperkirakan terjadi besok berada di tingkat moderat. Artinya, badai itu diperkirakan tidak akan menimbulkan kerusakan yang cukup terasa di permukaan Bumi.

Baca Juga: Badai Matahari Hantam Bumi Besok 14 April, NASA Peringatkan Risiko Disrupsi Radio dan GPS

Menurut Tamitha Skov, fisikawan cuaca antariksa asal AS, badai matahari besok kemungkinan akan mencapai level G2. Pelevelan itu adalah ukuran yang dibuat NOAA, merentang dari G1 (minor) hingga G5 (ekstrem).

Skov menyebut badai matahari besok bisa mengganggu operator radio dan GPS di sejumlah wilayah di lintang utara. Juga, menimbulkan fenomena aurora borealis.

“Risiko matinya jaringan radio rendah, tetapi operator radio amatir dan pengguna GPS dapat menghadapi disrupsi di sisi malam Bumi,” cuit Skov dikutip Express.

Badai matahari sendiri adalah fenomena yang umum. Badai matahari umumnya memuncak setiap 11 tahun sekali ketika aktivitas magnetik di bagian terluar atmosfer matahari diketahui memuncak.

Badai matahari ekstrem memang bisa menimbulkan kerusakan. Namun, kabar baiknya, badai ekstrem cukup jarang terjadi dan tidak mesti mengarah ke Bumi.

Walaupun ekstrem, daya rusak sebuah badai bisa berkurang jika gelombang CME tidak mengarah ke Bumi.

Kalangan peneliti khawatir mitigasi badai ekstrem yang mengarah tepat ke Bumi belum siap saat ini. Peneliti pun menemukan sejumlah jejak badai matahari dahsyat yang pernah menghantam Bumi, di antaranya sekitar tahun 7.176 SM dan 774–775 SM.

Baca Juga: Badai Matahari Dahsyat 9.200 Tahun Lalu Bikin Peneliti Khawatir, Berikut Alasannya

 



Sumber : Kompas TV/Express

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.