Kompas TV brandsight
BrandSight
Konten ini merupakan Kerjasama KompasTV dengan Nuvo

Indonesia Bergerak Lawan Kuman: Kampanye Hidup Sehat NUVO lewat Budaya Cuci Tangan

Kompas.tv - 12 April 2022, 11:31 WIB
indonesia-bergerak-lawan-kuman-kampanye-hidup-sehat-nuvo-lewat-budaya-cuci-tangan
Sosialisasi cara mencuci tangan yang benar di sekolah. (Sumber: Dok. Wings Group Indonesia)
Penulis : Adv Team

KUPANG, KOMPAS.TV – Mencuci tangan merupakan tindakan paling sederhana dan menjadi salah satu cara paling efektif untuk menghentikan penyebaran kuman dan infeksi penyakit.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan, mencuci tangan dengan sabun dan air bersih dapat mencegah satu dari tiga penyakit diare dan satu dari lima infeksi saluran pernafasan seperti pilek atau flu.

Sayangnya, meski budaya mencuci tangan idealnya diajarkan sejak dini di sekolah, nyatanya belum semua sekolah di Indonesia dilengkapi fasilitas mencuci tangan memadai.

United Nations Children's Fund (UNICEF) menyebut, akses ke sarana air, sanitasi, dan kebersihan atau water, sanitation, and hygiene (WASH) di sekolah-sekolah merupakan bagian penting dari lingkungan sekolah yang aman, bersih, dan sehat.

Terlebih di masa pandemi global Covid-19, mencuci tangan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat, termasuk pelajar di sekolah.

Atas dasar itulah pemerintah pun mewajibkan ketersediaan sarana cuci tangan yang mendasar sebagai syarat dibukanya kembali sekolah atau pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Namun, berdasarkan data UNICEF tahun 2020, 84 persen sekolah yang menampung sekitar 44 juta murid tidak memiliki akses ke setidaknya satu dari ketiga jenis sarana tersebut. 

Data yang sama menunjukkan bahwa hampir 60 persen sekolah tidak memiliki sarana cuci tangan yang berfungsi serta dilengkapi air dan sabun.

Di samping itu, hanya 27 persen madrasah yang punya akses ke sarana dasar WASH dan hanya 56 persen yang memiliki akses ke minimal satu sarana cuci tangan di lingkungan sekolah. Setidaknya hanya sekitar 46 persen SD dan Madrasah Ibtidaiyah serta sekitar 37 persen SMP dan Madrasah Tsanawiyah di NTT yang memiliki sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Chief of Field Office NTT & NTB UNICEF Indonesia Yudhistira Yewangoe mengungkapkan, akses terhadap sanitasi dan sarana air bersih berpengaruh terhadap kualitas hidup anak. 

Ketiadaan akses tersebut dapat menyebabkan serangkaian permasalahan kesehatan, seperti kurang gizi, stunting, hingga kematian. 

Baca juga: Kampanye Indonesia Bergerak Lawan Kuman di Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia

Ini yang menjadi latar belakang UNICEF turut mendukung pemerintah dalam memberikan edukasi terkait sarana dan prasarana sanitasi serta air bersih. Program ini bertujuan mengubah perilaku ke arah yang lebih sehat terutama di daerah Nusa Tenggara Timur.

“Hingga saat ini, 70 persen rumah di Nusa Tenggara Timur sudah aman untuk kegiatan air bersih, dan juga ada empat kabupaten yang sudah dinyatakan aman untuk kegiatan buang air besar,” ujar Yudhistira.

“Ini adalah kemajuan besar dan kami ingin terus berupaya ke persentase yang lebih tinggi, tentunya dengan berkolaborasi dengan pemerintah dan swasta, contohnya WINGS dalam program ini,” tambahnya.

Peresmian 150 Titik “Indonesia Bergerak Lawan Kuman”

Wings Group Indonesia melalui NUVO Family kembali melanjutkan komitmennya dalam meningkatkan praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Indonesia. 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x