Kompas TV nasional hukum

Panglima TNI Geram Dibohongi, 3 Prajurit yang Tewas Diserang KKB Ternyata Jaga Proyek Galian Pasir

Kompas.tv - 23 Maret 2022, 12:29 WIB
panglima-tni-geram-dibohongi-3-prajurit-yang-tewas-diserang-kkb-ternyata-jaga-proyek-galian-pasir
Tangkapan layar Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa. Mantan KSAD ini geram lantaran telah dibohongi oleh anak buahnya yang bertugas sebagai Danki di Pos Ramil Gome, Kabupaten Puncak, Papua. (Sumber: Kompas.tv/Ant/Genta Tenri Mawangi)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa geram karena telah dibohongi oleh anak buahnya yang bertugas sebagai Komandan Kompi atau Danki di Pos Ramil Gome, Kabupaten Puncak, Papua.

Jenderal Andika mengungkapkan kebohongan yang dilakukan Danki dari Pos Ramil Gome itu yakni melaporkan telah menggelar patroli ke sejumlah titik hingga kemudian mendapat serangan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Baca Juga: Panglima TNI Bongkar Kejanggalan Penyerangan Pos Koramil Gome oleh KKB, Perintahkan Danpos Dihukum

Karena serangan KKB tersebut, mengakibatkan tiga anggota TNI AD gugur dan seorang anggota TNI AD lainnya terluka hingga kritis. 

Adapun ketiga prajurit TNI AD yang gugur itu masing-masing bernama Serda Rizal, Pratu Tuppal Baraza, dan Pratu Rahman. Sementara itu, satu prajurit yang kondisinya kritis bernama Pratu Saeful.

Padahal, lanjut Jenderal Andika, ketiga prajurit TNI AD yang gugur itu karena melakukan aktivitas pengamanan proyek galian pasir.

Terlebih, prajurit Pos rayon militer (Ramil) di Distrik Gome yang melakukan pengamanan tersebut tidak mengantongi izin dari komandan batalion setempat.

Baca Juga: Panglima Ingatkan Rekrutmen Perwira Karier TNI Tak Diskriminatif: Jangan Ada Kesan Anak Anggota

“Cara komandan pos ini menggelar (kegiatan pengamanan) di tempat galian pasir tadi itu sama sekali enggak ada pertimbangan gimana supaya misalnya aman, satu itu salah karena enggak ada izin,” kata Andika dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/3/2022).

Menurut Panglima TNI, kuat dugaan bahwa Danki sengaja tidak melaporkan aktivitas pengamanan proyek galian pasir itu ke komandan batalion karena khawatir akan menimbulkan pertanyaan.

“Kalau dilaporkan sebenarnya pasti mungkin ada pertanyaan, itu apa di situ? Satu, boleh enggak kamu di situ, sehingga itulah yang kemudian ditutupi, harapannya enggak ketahuan,” ucap Andika.

Jenderal Andika pun mengaku heran karena Danki tersebut menggelar pasukan di tempat terbuka yang merupakan proyek galian pasir tanpa mempertimbangkan hal taktis.

Baca Juga: Ketika Direksi PT KAI Ngadu ke Mabes TNI soal Sengketa Lahan, Ini Jawaban Panglima Andika Perkasa

Seharusnya, mereka menggelar pasukan di daerah yang notabene perlu mempertimbangkan aspek keamanan yang matang.

“Ingat ini kan bukan daerah lain, ini daerah yang memang keamanannya juga agak lebih tidak biasa,” ucap Andika.

Karena tindakannya itulah, kata Jenderal Andika, Danki yang melakukan pelanggaran tersebut saat ini tengah diproses hukum.



Sumber : Kompas.com/Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x