Kompas TV nasional kesehatan

BPOM Tetapkan Vaksin Sinopharm Bisa Digunakan Booster Penerima Sinovac

Kompas.tv - 22 Maret 2022, 13:54 WIB
bpom-tetapkan-vaksin-sinopharm-bisa-digunakan-booster-penerima-sinovac
Foto ilustrasi vaksin booster. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya mengizinkan Sinopharm dipakai oleh masyarakat yang mendapat vaksin primer Sinovac.  (Sumber: Straits Times via AFP)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan masyarakat yang menerima vaksin Sinovac bisa mendapatkan vaksin booster Sinopharm.

Pernyataan itu disampaikan Kepala BPOM Penny K Lukito bersamaan dengan ditetapkannya vaksin Sinopharm sebagai vaksin booster heterolog.

Ia menyebut, vaksin Sinopharm untuk suntikan ketiga penerima vaksin primer Sinovac dapat diberikan dengan satu dosis penuh.

"Booster heterolog vaksin Sinopharm satu dosis diperuntukkan untuk subyek usia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan vaksin primer Sinovac dosis lengkap 6 (enam) bulan sebelumnya," kata Penny dalam keterangan tertulis, Selasa (22/3/2022).

Penny mengatakan, dari aspek keamanan, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai vaksin booster heterolog dapat ditoleransi.

Baca Juga: Sinopharm Resmi Jadi Regimen Vaksin Booster di Indonesia, Begini Efek Sampingnya

Ia menjelaskan, reaksi lokal yang paling sering dilaporkan dalam uji klinik booster heterolog vaksin ini yaitu nyeri pada tempat suntikan, pruritus atau rasa gatal, kemerahan dan pembengkakan.

Sementara itu, kejadian sampingan sistemik yang paling banyak dilaporkan adalah fatigue/kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan batuk.

"Profil kejadian sampingan (Adverse Events/AEs) yang dilaporkan dalam uji klinik booster heterolog ini, serupa dengan kejadian sampingan pada uji klinik vaksin primer maupun booster homolog, yaitu bersifat ringan hingga sedang," ujarnya.

Sementara itu, dari aspek imunogenisitas, hasil analisis pemberian satu dosis booster vaksin Sinopharm pada kelompok subyek vaksin primer Sinovac menunjukkan peningkatan respon antibodi.

Peningkatan antibodi ini, kata dia terjadi pada pengukuran hari ke-14 dan ke-28 pasca pemberian dosis booster.

"Antibodi IgG anti-sRBD menunjukkan, peningkatan sebesar 8,19 kali dan 10,65 kali dibandingkan sebelum pemberian booster (baseline)," ucap dia.

Lebih lanjut, Penny mengatakan, dengan disetujui vaksin Sinopharm sebagai vaksin booster heterolog, penerima vaksin Sinovac memiliki empat opsi untuk mendapatkan booster yaitu, AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Sinopharm.

"BPOM kembali menyampaikan apresiasi kepada Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan ITAGI atas kerja samanya selama ini sebagai mitra dalam mengevaluasi penggunaan dosis booster kedua untuk vaksin ini sehingga dapat segera digunakan oleh masyarakat," pungkasnya.

Baca Juga: Badan POM Terbitkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sinopharm untuk Booster



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x