Kompas TV internasional kompas dunia

AS Anggap Penindasan Terhadap Muslim Rohingya di Myanmar sebagai Genosida

Kompas.tv - 21 Maret 2022, 10:24 WIB
as-anggap-penindasan-terhadap-muslim-rohingya-di-myanmar-sebagai-genosida
Perempuan dan anak-anak etnis Rohingya duduk di dekat api unggun di pantai setelah perahu mereka terdampar di Pulau Idaman di Aceh Timur, Indonesia, Jumat malam, 4 Juni 202. Para pejabat Amerika Serikat mengatakan pemerintahan Biden menyatakan penindasan Myanmar selama bertahun-tahun terhadap umat Muslim Rohingya sebagai “genosida.” (Sumber: AP Photo/Zik Maulana)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV — Pemerintah Amerika Serikat dilaporkan segera menyatakan penindasan Myanmar selama bertahun-tahun terhadap Muslim Rohingya sebagai “genosida,” kata para pejabat Amerika Serikat, Minggu, (20/3/2022) seperti dilaporkan Associated Press hari Senin, (21/3/2022)

Menlu Amerika Serikat Antony Blinken berencana menyatakan hal tersebut hari Senin di sebuah acara di Museum Peringatan Holocaust Amerika Serikat, menurut para pejabat yang berbicara dengan syarat anonim karena langkah itu belum diumumkan secara publik.

Penunjukan itu tidak dengan sendirinya menandakan tindakan baru yang drastis terhadap pemerintah yang dipimpin junta militer Myanmar, yang sudah ditimpa sanksi berlapis Amerika Serikat sejak dimulainya penindasan terhadap etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine barat tahun 2017.

Status tersebut bisa menambah tekanan internasional pada junta militer Myanmar, yang saat inipun sudah menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional di Den Haag.

Kelompok hak asasi manusia dan anggota parlemen mendesak pemerintahan Trump dan Biden untuk membuat penunjukan Myanmar sebagai pelaku genosida.

Setidaknya satu anggota Kongres, Senator Demokrat Jeff Merkley dari Oregon, menyambut baik langkah yang diantisipasi, seperti juga yang diakui Refugees International.

“Saya memuji pemerintahan Biden karena akhirnya mengakui kekejaman yang dilakukan terhadap Rohingya sebagai genosida,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis, segera setelah Departemen Luar Negeri mengumumkan bahwa Blinken akan menyampaikan pidato tentang Myanmar di Museum Holocaust hari Senin dan mengunjungi pameran berjudul “Jalan Burma menuju Genosida,” kata Merkley.

Baca Juga: Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh Kembali Terbakar, 5.000 Orang Kehilangan Tempat Tinggal

Jenderal Senior Min Aung Hlaing menatap langit. Amerika Serikat segera menyatakan penindasan Myanmar selama bertahun-tahun terhadap umat Muslim Rohingya sebagai “genosida,” kata para pejabat Amerika Serikat, Minggu, (20/3/2022) seperti dilaporkan Associated Press(Sumber: Alexander Zemlianichenko/France24/Pool)

"Meskipun penentuan ini sudah lama tertunda, namun ini merupakan langkah yang kuat dan sangat penting dalam meminta pertanggungjawaban rezim brutal ini," ucap Merkley.

“Proses seperti itu harus selalu dilakukan secara objektif, konsisten, dan melampaui pertimbangan geopolitik,” kata Merkley.

Kelompok kemanusiaan Refugees International juga memuji langkah tersebut. "Deklarasi genosida Amerika Serikat adalah langkah yang disambut baik dan sangat berarti," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan. “Ini juga merupakan tanda komitmen yang kuat terhadap keadilan bagi semua orang yang terus menghadapi pelanggaran oleh junta militer hingga hari ini.”

Merkley meminta pemerintah Amerika Serikat untuk melanjutkan tekanan terhadap junta militer Myanmar dengan menjatuhkan sanksi tambahan dengan memasukkan sektor minyak dan gas Myanmar ke dalam daftar sanksi.

“Amerika harus memimpin dunia untuk memperjelas, kekejaman seperti ini tidak akan pernah dibiarkan terkubur tanpa diketahui, di mana pun itu terjadi,” katanya.

Lebih dari 700.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar yang mayoritas beragama Buddha ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak Agustus 2017, saat militer Myanmar melancarkan operasi pembersihan sebagai tanggapan atas serangan oleh kelompok pemberontak.

Pasukan keamanan Myanmar dituduh melakukan pemerkosaan massal, pembunuhan, dan pembakaran ribuan rumah.



Sumber : Kompas TV/Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x