Kompas TV internasional kompas dunia

Peneliti: Gletser Tertinggi Everest Mencair Cepat karena Krisis Iklim

Kompas.tv - 5 Februari 2022, 13:29 WIB
peneliti-gletser-tertinggi-everest-mencair-cepat-karena-krisis-iklim
Ilustrasi. Foto bertanggal 11 April 2015 ini menunjukkan para pendaki Everest membangun kemah di Gletser Khumbu. Pada Februari 2022, gletser South Col di Everest disebut mencair cepat akibat krisis iklim. (Sumber: Tashi Sherpa/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

LONDON, KOMPAS.TV - Krisis iklim membuat gletser tertinggi di gunung tertinggi sedunia, Everest, mencair dengan cepat. Menurut tim peneliti yang dikoordinasi Universitas Maine Amerika Serikat, gletser itu telah kehilangan ketebalan 54 meter dalam 25 tahun terkini.

Kelompok peneliti tersebut meneliti gletser South Col yang terletak 7.906 meter di atas permukaan laut. 

Gletser South Col diperkirakan mencair 80 kali lipat lebih cepat dari proses pembentukannya. Naiknya temperatur Bumi dan angin kencang disebut menjadi penyebab pencairan tersebut.

Gletser sendiri memerlukan waktu ribuan tahun untuk terbentuk. Sebaliknya, seiring pemanasan global, hanya butuh waktu puluhan tahun untuk mencair.

Gletser South Col diperkirakan terbentuk 2.000 tahun lalu.

Baca Juga: Gletser Dunia Mencair, Sumber Data Iklim hingga Sumber Energi Terancam Hilang

Peneliti juga menemukan bahwa lapisan salju tebal di gletser itu telah terkikis, membuat es hitam di baliknya disiram sinar matahari dan mempercepat proses pencairan.

“Gletser South Col mungkin sedang dalam proses terkikis habis, itu mungkin sudah menjadi relik dari waktu yang jauh dan lebih dingin,” kata salah satu peneliti utama, Maruisz Potocki, dikutip BBC.

Sementara itu, peneliti lain, Tom Matthews, ahli iklim dari Kings College London menyebut, tidak ada perubahan tunggal di sekitar kawasan itu yang mempercepat pencairan.

“Kenaikan temperatur yang ajek akhirnya mendorong gletser ke batasnya, dan tiba-tiba semuanya berubah,” kata Matthews.

Tim peneliti memantau perubahan di gletser Sotuh Col berkat stasiun monitoring yang didirikan di sana.

Matthews pun mengingatkan bahwa apa yang ditemukan di gletser South Col bisa pula sedang terjadi di gletser-gletser lain. Ia meminta kalangan peneliti semakin gencar meneliti pencairan gletser dan dampak krisis iklim terhadapnya.

“Untuk mengetahui sejauh mana sensitivitas yang kami temukan di sini berlaku lebih luas kepada pusat-pusat es di puncak-puncak dunia,” kata Matthews.

Dampak krisis iklim terhadap pencairan gletser sendiri sebelumnya belum terlalu banyak diteliti.

Baca Juga: Dampak Krisis Iklim: Gletser Afrika akan Sepenuhnya Mencair dalam Dua Dekade


 



Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x