Kompas TV internasional kompas dunia

Kasus Omicron Meningkat Dalam 10 Minggu Terakhir, WHO Prihatin Banyak Negara yang Longgarkan Aturan

Kompas.tv - 2 Februari 2022, 05:56 WIB
kasus-omicron-meningkat-dalam-10-minggu-terakhir-who-prihatin-banyak-negara-yang-longgarkan-aturan
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. WHO menyatakan jumlah kasus COVID-19 melonjak selama 10 minggu terakhir dan prihatin karena beberapa negara malah melonggarkan aturan. (Sumber: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP, File)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Gading Persada

JENEWA, KOMPAS.TV — Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa telah dilaporkan 90 juta kasus virus corona sejak Omicron diidentifikasi 10 minggu lalu, Selasa (1/2/2022).

Jumlah ini telah melebihi kasus Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020, yaitu tahun pertama terjadinya pandemi.

Dengan banyak negara melonggarkan tindakan pembatasan mereka di tengah kelelahan publik, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyeus memperingatkan bahwa omicron tidak boleh diremehkan meskipun telah terbukti membawa penyakit yang lebih ringan daripada varian sebelumnya.

Karena menurutnya kematian tetap terjadi di sebagian besar wilayah di dunia.

Baca Juga: Pemerintah Umumkan Positivity Rate Covid-19 Indonesia Melebihi Standar WHO

“Kami prihatin bahwa narasi yang berlaku di beberapa negara bahwa karena vaksin mencegah penularan dan karena transmisibilitas omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah, maka tindakan pencegahan tidak lagi diperlukan,” katanya dalam pengarahan rutin WHO tentang pandemi, seperti dikutip dari The Associated Press.

“Tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran,” tambah Tedros. “Terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan. Virus ini berbahaya dan terus berkembang di depan mata kita sendiri.”

WHO mengatakan empat dari enam wilayahnya di seluruh dunia mengalami peningkatan tren kematian.

Banyak negara Eropa telah mulai melonggarkan tindakan penguncian, termasuk Inggris, Prancis, Irlandia, dan Belanda. Finlandia akan mengakhiri pembatasan Covid-19 bulan ini.

Baca Juga: Kemenkes Keluarkan Sertifikat Vaksinasi Internasional Standar WHO di PeduliLindungi

Denmark batalkan pembatasan karena Covid-19

Pada hari Selasa, pemerintah Denmark membatalkan sebagian besar pembatasan yang ditujukan untuk memerangi pandemi, dengan mengatakan tidak lagi menganggap Covid-19 sebagai “penyakit kritis secara sosial.”

Negara berpenduduk 5,8 juta itu dalam beberapa pekan terakhir mengalami lebih dari 50.000 kasus baru setiap hari, tetapi jumlah pasien di unit perawatan intensif telah menurun.

“Sekarang bukan waktunya untuk mengangkat semuanya sekaligus. Kami selalu mendesak — selalu mendesak — kehati-hatian dalam menerapkan intervensi serta mencabut intervensi tersebut secara mantap dan perlahan, sepotong demi sepotong, ”kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19.

Dr. Michael Ryan, kepala kedaruratan WHO, mengatakan negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan tentang apakah akan melonggarkan pembatasan mereka, tetapi mengatakan mereka harus menilai faktor-faktor seperti epidemiologi mereka saat ini, populasi berisiko, kekebalan dalam populasi, dan akses ke fasilitas kesehatan untuk memerangi pandemi.
 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x