Kompas TV nasional agama

Gus Yahya Ingatkan NU sebagai Lembaga Tak Boleh Ikut Kegiatan Politik Praktis

Kompas.tv - 27 Januari 2022, 11:56 WIB
gus-yahya-ingatkan-nu-sebagai-lembaga-tak-boleh-ikut-kegiatan-politik-praktis
Ketua PCNU Kabupaten Sidoarjo, Zainal Abidin, dan Ketua PCNU Kabupaten Banyuwangi, Mohammad Ali Makki, memenuhi panggilan untuk tabayun dengan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Ia juga menegaskan, tidak boleh NU secara organisasi ikut politik praktis (Sumber: PBNU)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau biasa disapa Gus Yahya secara keras menyebut Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi dan lembaga tidak boleh ikut kegiatan politik praktis.

Hal ini diucapkan saat menerima tabayun dari pengurus cabang NU (PCNU) yang diduga terlibat politik praktis pencapresan 2024. Kegiatan itu juga dilangsungkan di kantor NU.

Pada hari Rabu sore, (26/1). Ketua PCNU Kabupaten Sidoarjo, Zainal Abidin, dan Ketua PCNU Kabupaten Banyuwangi, Mohammad Ali Makki, memenuhi panggilan untuk tabayun tersebut dan langsung bertemu dengan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

“Hari ini, Ketua PCNU Sidoarjo dan Banyuwangi sudah datang dan sudah tabayun langsung,” kata Gus Yahya Cholil Staquf di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (26/1/2022).

Tabayun kali ini penting, menurut Gus Yahya, karena keterlibatan NU secara kelembagaan dalam kegiatan partai politik di kedua kabupaten tersebut telah menjadi isu publik.

Apalagi, kegiatan politik tersebut berhadapan dengan pernyataan ketua umum PBNU di banyak tempat yang menegaskan, NU tidak boleh menjadi alat atau diperalat untuk kepentingan politik praktis.

“NU secara kelembagaan tidak boleh terlibat atau dilibatkan dalam kegiatan politik praktis,” kata Gus Yahya.

Baca Juga: Cak Imin Disentil PBNU, Peneliti: Langkah Tegas Demarkasi PKB dan Organisasi NU

Agenda Politik PKB di Kantor NU

Proses tabayun ini terjadi lantaran PBNU mendapatkan laporan safari politik yang dilakukan oleh PKB dan Cak Imin yang melibatkan NU.

Ketua PCNU Banyuwangi, misalnya, dipanggil setelah PBNU menerima laporan adanya agenda politik Pemilihan Presiden 2024 yang melibatkan PCNU Banyuwangi.

Bahkan kegiatan itu juga digelar di Kantor PCNU Banyuwangi pada Rabu 19 Januari 2022 dengan mendatangkan salah satu bakal calon presiden. Bakal calon presiden itu adalah Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin.

Seperti diberitakan KOMPAS TV sebelumnya, Cak Imin dalam kesempatan itu menyebutkan bahwa dirinya disuruh kiai-kiai dalam pencapresan 2024.

Cak Imin yang sejatinya adalah kader dan tokoh NU. Tapi, posisi Cak Imin sebagai ketua partai tidak lantas dibolehkan menggunakan kantor NU dalam sebuah acara politik.

“Kapan hari saya ditanya wartawan kok pak Muhaimin percaya diri mau mencalonkan diri menjadi Presiden. Saya jawab saya bukan hanya percaya diri, (tapi) saya diperintah oleh Kiai-Kiai untuk maju menjadi Calon Presiden dari berbagai penjuru tanah air. Ini bukan soal percaya diri, tapi soal perintah,” kata nya. (21/1/2021). 

Baca Juga: Cak Imin: Saya Dapat Perintah Kiai-kiai untuk Jadi Capres di Pilpres 2024



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x