Tender Formula E Gagal, Wagub DKI: Tentu Tetap Harus Optimis Terselenggara

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, mengaku tetap optimis penyelenggaraan Formula E tetap terselenggara tepat waktu yakni pada 4 Juni 2022 mendatang meski tender proyek tersebut gagal. 

"Tentu harus optimis ya karena optimis itu menghadirkan energi positif yang baik," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/1/22). 

Riza mengatakan saat ini penyelenggaraan Formula E termasuk pembangunan sirkuitnya tengah diatur oleh PT. Jakarta Propertindo (Jakpro). 

"Jakpro terus menyiapkan berbagai upaya agara memastikan penyelenggaraannya tidak hanya terlaksana tapi dapat diselenggarakan dengan baik dan sukses," kata Riza. 

Baca Juga: Enggan Disebut Gagal, Dirut Jakpro Sebut Tender Pembangunan Sirkuit Formula E Diproses Ulang

Menurutnya, seluruh perencanaan pembangunan sirkuit Formula E di kawasan Ancol Timur, Jakarta Utara, sudah diatur dengan baik oleh pihak Jakpro. 

"Semua sudah dihitung oleh panitia, oleh Jakpro, segala sesuatunya sedang dibuat dengan baik perencanaannya. Tugas kami memberi dukungan dan mendoakan," kata Riza. 

Termasuk di dalamnya, kata Riza, terkait permasalahan teknis seperti tender kontraktor pembangunan sirkuit Formula E yang tertulis gagal dan akan dilelang ulang. 

Sebagaimana dikutip pada laman resmi Jakpro, http://eproc.jakarta-propertindo.com, tertulis bahwa tender proyek pembangunan lintasan balap Formula E gagal terlaksana.

"Jasa Rancang Bangun Proyek Pembangunan Lintasan Balap Formula E (GAGAL)," begitulah tertulis dalam pengumuman atas judul proyek tersebut, dikutip KOMPAS.TV, Senin (24/1/2022).

Baca Juga: Tender Formula E Tertulis Gagal, PSI Sebut Anies dan Jakpro Tidak Terbuka

Dihubungi terpisah, Direktur Utama (Dirut) Jakpro, Widi Amanasto, mengatakan, proses tender kontraktor pengerjaan sirkuit Formula E bukan gagal melainkan tengah diproses ulang. 

"Bukan gagal tapi retender, hari ini sudah proses lagi, secepatnya selesai," kata Widi kepada wartawan, Selasa (25/1/22). 

Widi menjelaskan, ada sedikit kendala teknis sehingga proses tender perlu diulang. 

"(Ada) hal teknis yang perlu sedikit diperbaiki, agar sesuai GCG (Good Coorporate Governance-red) prosesnya," kata Widi.