Kompas TV internasional kompas dunia

Satelit Saturnus yang Dijuluki Bintang Kematian Ini Diyakini Punya Samudra Bawah Tanah

Kompas.tv - 25 Januari 2022, 17:52 WIB
satelit-saturnus-yang-dijuluki-bintang-kematian-ini-diyakini-punya-samudra-bawah-tanah
Foto satelit Mimas di dekat cincin Saturnus yang diambil dari pesawat Cassini milik NASA. (Sumber: NASA)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

YOGYAKARATA, KOMPAS.TV - Salah satu satelit planet Saturnus, Mimas atau akrab dijuluki “Bintang Kematian”, diduga memiliki samudra bawah tanah. Kalangan ilmuwan menyebut ada “bukti menarik” bahwa satelit itu menyembunyikan samudra di bawah permukaan.

Temuan ini diketahui usai pesawat ulang alik NASA, Cassini, menangkap goyangan aneh dalam rotasi satelit tersebut.

Dalam artikel yang dirilis di jurnal Icarus pada 19 Januari 2022, ilmuwan memperkirakan goyangan itu berasal dari samudra cair yang terjebak di balik permukaan es satelit berdiameter 396 kilometer tersebut.

Apabila dugaan tersebut dapat terkonfirmasi, maka Mimas disebut menjadi tipe dunia yang benar-benar baru.

“Jika Mimas punya samudra, itu merepresentasikan suatu kelas baru dunia bersamudra ‘tersembunyi’ dengan permukaan yang tidak mengkhianati keberadaan samudra,” kata Alyssa Rhoden, ahli geofisika Amerika Serikat (AS) dikutip Live Science.

Baca Juga: Ilmuwan NASA Ungkap Suara Misterius dari Bulan Planet Jupiter, Diduga karena Hal Ini

Temuan di satelit planet cincin Saturnus itu pun penting bagi pengetahuan manusia tentang kemungkinan kehidupan di luar angkasa. 

Mimas dapat membuktikan bahwa air, dan mungkin kehidupan yang didukungnya, bisa jadi lebih berlimpah di luar angkasa dibanding yang dikira manusia selama ini.

Konsep planet samudra seperti di satelit Satunus yang lain, Enceladus atau satelit Jupiter, Europa, bukanlah hal baru.

Namun, proses pasang-surut internal cenderung membuat samudra bocor ke permukaan dan mereka menunjukkan tanda-tanda aktivitas geologis lain.

Akan tetapi, samudra Mimas benar-benar terkunci dari permukaan. Menurut Rhoden, satelit itu pada pandangan pertama terlihat seperti “sebuah balok es”.

“Ternyata, permukaan Mimas menipu kita, dan pemahaman kita soal dunia yang berpotensi di sistem tata surya kita atau di luarnya, telah sangat berkembang,” kata Rhoden.

Baca Juga: Jupiter dan Saturnus Konjungsi Akbar Hari Senin, Paling Intim Setelah Berabad-Abad


 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.