Kompas TV nasional peristiwa

BNPT Temukan 600 Akun Medsos Berpotensi Radikal, 40 di Antaranya Berisi Pendanaan Terorisme

Kompas.tv - 25 Januari 2022, 13:40 WIB
bnpt-temukan-600-akun-medsos-berpotensi-radikal-40-di-antaranya-berisi-pendanaan-terorisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyebut ada temuan 600 akun yang terindikasi berbau radikalisme sepanjang 2021. (Sumber: istimewa)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan mendapat temuan 600 akun yang terindikasi berbau radikalisme sepanjang 2021.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/1/2022). 

"BNPT telah melakukan monitoring terhadap situs akun di dunia maya yang berpotensi mengandung paham radikal," kata Boy.

"Berdasarkan monitoring yang dilakukan dengan internal BNPT bekerja sama dengan stakeholder lain, termasuk Kominfo, kami telah mencatat setidaknya ada 600 akun berpotensi," imbuhnya.

Lebih lanjut Boy mengatakan, akun tersebut berisikan 650 konten propaganda.

Dari angka tersebut, Boy kemudian merinci, sebanyak 409 di antaranya adalah konten yang bersifat umum dan merupakan konten informasi serangan.

Baca Juga: Waspada! Penyebaran Radikalisme di Internet Meningkat Luar Biasa

"147 konten anti dengan NKRI, 7 konten intoleran, 2 konten berkaitan dengan paham takfiri," ujarnya.

Sekadar informasi, takfiri adalah kelompok ekstrem yang mudah mengafirkan sesama muslim yang dianggap melakukan dosa karena perbedaan pendapat menyangkut hukum Islam:

Tak hanya itu, Boy juga menuturkan, pihaknya mencatat terdapat 40 konten yang berisi pendanaan terorisme dan pelatihan terorisme.

Dia menilai, belakangan ini memang banyak bermunculan akun pendanaan terorisme di dunia maya. 

"Pendanaan terorisme di dunia maya dengan platform yang ada cukup dominan akhir-akhir ini, yaitu ada 40 konten, dan konten berkaitan dengan pelatihan (sebanyak) 13 konten," jelasnya.

Pengawasan itu, kata Boy, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, di antaranya kepolisian, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), TNI, dan Kominfo.

"Seluruhnya kami kerjasamakan dengan stakeholder yang ada, apakah kepolisian, BSSN, BIN, dan Kominfo," ungkap Boy.

Baca Juga: BNPT Dan Pemprov Jabar Jalin Kerjasama Cegah Terorisme

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x