Kompas TV nasional sosok

Dokter Oen, Dokter Raja Mangkunegara hingga Jenderal Sudirman, Penolong Kaum Papa

Kompas.tv - 22 Januari 2022, 09:33 WIB
dokter-oen-dokter-raja-mangkunegara-hingga-jenderal-sudirman-penolong-kaum-papa
Dokter Oen Boeng Ing (Sumber:Kompas.Com/PBK -)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Oen Boeng Ing merupakan sosok dokter yang menjadi legenda di Solo, Jawa Tengah karena jasa-jasanya dalam mengobati warga di sana.

Namun dia bukan dokter biasa, sebab dokter Oen tidak pernah menentukan tarif. Masyarakat yang datang boleh membayar semampunya, bahkan tidak bayar pun tidak masalah.

Dalam buku Pelangi Cina di Indonesia (terbitan PT Intisari Mediatama), terdapat catatan dari Julius Pour tentang sosok dokter kelahiran 3 Maret 1903 ini:

"Ketika ada orang bercerita bahwa dr Oen biasa berpraktik sejak pukul 03.00, saya sangsi. Sebagai wartawan saya merasa perlu datang untuk membuktikannya," kata Julius Pour yang kala itu menjadi wartawan harian KOMPAS.

Baca Juga: Palsukan Suket PCR, Oknum Dokter Kecantikan Di Tangkap

Maka, dia pun datang sejak pagi buta di hari Senin saat hari hujan. Peristiwa itu terjadi pada 1975. Setelah sampai tempat praktiknya, benar saja, pasien sudah membludak di sana, di depan sebuah rumah sederhana di Pasar Legi, Solo. 

Tepat pukul 03.00, dokter Oen memanggil satu persatu pasien yang sudah menunggu. Bila sudah diperiksa, tinggal menunggu resep. Setelah itu, pasien dipersilakan bila mau membayar tinggal meletakkan uang di meja periksa. Kalau tidak mau bayar, dipersilakan pergi.

Ternyata, dokter yang masih buka praktik di usia senja itu, buka setiap hari tanpa pamrih tanpa memikirkan hal lain. "Tugas dokter adalah menyembuhkan, tidak lain," katanya.

Sebenarnya dokter Oen adalah dokter berkelas. Pada 1944, dia menjadi dokter pribadi Raja Mangkunegara dan keluarganya. Atas jasa tersebut dia pun menerima gelar KRT (Kanjeng Raden Tumenggung) Obi Darmohusodo. 

Masih di zaman revolusi kemerdekaan, dia banyak membantu para pejuang. Bahkan, dialah yang memasok penisilin kepada Jenderal Sudirman yang kala itu menderita penyakit TBC.

Sudirman adalah jenderal besar, panglima yang memimpin pertempuran di zaman kemerdekaan.

Junus Jahja dalam buku Peranakan Idealis (terbitan Kepustakaan Populer Gramedia), menuliskan bahwa di masa tuanya, dokter Oen menghabiskan hari-hari bersama sang isteri.

"Ia melewatkan hari-hari tuanya dalam suka dan duka. Kalau timbul kesulitan, selalu ada saja pasien yang menolongnya tanpa diminta." 

Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Nusantara sebagai Booster, Prabowo Ucapkan Ini ke Dokter Terawan

Dokter Oen menghembuskan napas terakhir pada 30 Oktober 1982. Dia meninggal di Rumah Sakit Tlogorejo, Semarang, Sabtu pagi pukul 08.30.

Sebelum jenazah diperabukan, diadakan upacara dengan adat kebesaran Keraton Mangkunegara.

Selain dihadiri warga Solo, para pejabat setempat pun tampak hadir seperti wali kota Solo. Bertindak sebagai inspektur upacara, Sri Paduka Mangkunegara VIII. Para abdi dalem mengusung jenazah hingga ke perabuan.

 

         



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x