Kompas TV internasional kompas dunia

Kim Jong-Un Semakin Pusing, Korea Utara Krisis Barang Penting Ini

Kompas.tv - 17 Januari 2022, 15:06 WIB
kim-jong-un-semakin-pusing-korea-utara-krisis-barang-penting-ini
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. (Sumber: Korean Central News Agency via Korea News Service via AP, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Iman Firdaus

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un diyakini semakin pusing dengan krisis yang dialami negaranya.

Selain krisis pangan, Korea Utara krisis barang penting lainnya, yaitu ban.

Kekurangan ban di negara tertutup itu memaksa banyak kendaraan bermotor sulit digunakan.

Menurut seorang pejabat perusahaan di Korea Utara kepada Radio Free Asia, hal itu sampai melumpuhkan kemampuan beberapa perusahaan untuk operasinal bisnis secara normal.

Baca Juga: Kim Jong-Un Luncurkan 2 Rudal Balistik dari Bandara, Bikin Kesal Lawannya

Mobil adalah pemandangan yang relatif langka di Korea Utara, teruitama di luar Ibu Kota Pyongyang.

Di pusat kota, biasanya mobil hanya dimiliki para elit kaya.

Sebagian besar kendaraan bermotor di Korea Utara melekat pada militer atau perusahaan milik negara.

Krisis ban itu adalah efek lain dari penutupan perbatasan selama dua tahun dan larangan perdagangan dengan China karena virus Corona.

Sumber tersebut mengatakan produksi ban dalam negeri sangat terabaikan dan mengimpor ban hampir tak mungkin.

“Ban baru sangat sulit ditemukan dan bahkan ban bekas juga sulit didapat,” tutur pejabat administrasi dari perusahaan tranportasi di Hamgyong Utara, yang meminta kerhasiaan identitas, Minggu (9/1/2022).

“Kekurangan ban pernah terjadi di masa lalu, namun sangat sulit menemukan mereka saat ini, seperti saat periode Maret yang Sulit,” katanya, merujuk pada bencana kelaparan 1994-1998 di Korea Utara.

Sumber itu mengatakan dua dari empat mobil yang biasa digunakan perusahaannya tak bisa digunakan karena krisis ban.

Baca Juga: Ribuan Monyet Liar Teror Kota di Thailand, Membentuk Geng Tawuran dan Melawan Manusia

“Pengemudi akan menggunakan ban yang sama sampai lapisannya aus dan mengkilat, jadi sudah menjadi kebiasaan menggunakan kembali ban yang bocor atau sobek dengan meletakkan sepotong kecil tabung ban bekas di atasnya,” ujar sumber itu.

“Terkadang harus dimiringkan karena ban yang digunakan lebih besar atau lebih kecil dari spesifikasi kendaraan,” tambahnya.

Ban pun menjadi masalah bagi kebanyakan pengemudi di Korea Utara yang menggunakan kendaraan mereka sebagai pekerjaan tambahan negara itu.

“Mereka tak bisa lagi mengemudikan kendaraan mereka untuk tambahan pemasukan, karena mereka tak memiliki ban,” katanya.



Sumber : Radio Free Asia

BERITA LAINNYA



Close Ads x