Kompas TV nasional berita utama

Jokowi: Pandemi Covid-19 Tidak Boleh Hentikan Transformasi Besar yang Sedang Indonesia Lakukan

Kompas.tv - 17 Januari 2022, 14:16 WIB
jokowi-pandemi-covid-19-tidak-boleh-hentikan-transformasi-besar-yang-sedang-indonesia-lakukan
Presiden Jokowi (Joko Widodo) menyinggung semangat baru dan hati penuh cinta pada sesama manusia selama perayaan Natal dan menyambut tahun baru. (Sumber: Sekretariat Presiden)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Purwanto

JAWA BARAT, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo menegaskan pandemi Covid-19 tidak boleh menghentikan transformasi besar yang sedang Indonesia lakukan.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pengarahan pada Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Jawa Barat, Senin (17/1/2022).

“Pandemi covid 19 tidak boleh menghentikan transformasi besar yang sedang kita lakukan, ndak,” tegas Presiden Jokowi. “Tetap harus berjalan terus transformasi besar yang sedang kita lakukan."

Presiden Jokowi menuturkan saat ini Indonesia sedang mempercepat transformasi ekonomi menuju ke sebuah perekonomian yang memiliki nilai tambah tinggi.

“Sudah berapa ratus tahun bahan mentah kita, kita kirim keluar, utamanya ke Eropa sejak zaman VOC, yang selalu bahan mentah, yang selalu kirim selalu raw material (bahan mentah),” ucap Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Bangga Atasi Covid-19: Indonesia Punya Gotong Royong dan Pancasila, Negara Besar Tidak

“Oleh sebab itu sejak 2020 saya sampaikan, enggak bisa kita teruskan, stop. Ekspor nikel kita stop bahan mentah nikel stop, harus diproduksi di negara kita sendiri, baik menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi, tapi jangan bahan mentah, bahan jangan raw material,” tambahnya.

Tidak hanya nikel, Presiden Jokowi menambahkan untuk akhir tahun ini tidak ada lagi ekspor raw material atau bahan mentah untuk bauksit.

“Tahun ini, akhir nanti, juga akan sama bauksit stop nggak ada lagi ekspor bahan mentah bauksit, tahun depan lagi stop, yang nanya ekspor bahan mentah tembaga nggak ada lagi,” ujarnya menegaskan.

“Kita ingin nilai tambah itu ada di tanah air sehingga selain memberikan penerimaan negara yang semakin besar berupa pajak berupa royalti berupa penerimaan negara bukan pajak juga bisa membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya untuk rakyat kita,” tambahnya.

Jokowi memberikan contoh keuntungan dari stopnya ekspor raw material atau bahan baku nikel.

Baca Juga: Pengamat: Laporan Joman Menguatkan Persepsi Publik Pemberantasan Korupsi di Era Jokowi Lemah

Tujuh tahun lalu, katanya, saat Indonesia ekspor raw material atau bahan baku nikel, negara hanya mendapatkan Rp14-15 Triliun.

Tetapi, begitu ekspor raw material atau bahan mentah nikel tidak diperbolehkan atau harus diproduksi di dalam negeri, hasil ekspor untuk besi baja (dari nikel) menghasilkan Rp300 Triliun.

“Begitu kita tidak bolehkan dan harus diproduksi di dalam negeri, saya cek akhir tahun kemaren ekspor kita untuk besi baja, artinya besi baja ini dari nikel menghasilkan 20,8 miliar US$ Rp300 triliun, dari Rp15 triliun melompat menjadi Rp300 triliun,” ungkap Jokowi.

“Dan membuka lapangan pekerjaan yang sangat banyak sekali, padahal kita tidak hanya memiliki nikel, kita memiliki tembaga, kita memiliki bauksit, kita memiliki timah kita memiliki emas, semuanya ada. Jangan itu dikirim dalam bentuk raw meterial lagi, dalam bentuk bahan mentah, stop,” tuturnya menegaskan.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x