Kompas TV internasional kompas dunia

Dewan Keamanan PBB Tuntut Pemberontak Houthi di Yaman Bebaskan Kapal Uni Emirat Arab

Kompas.tv - 15 Januari 2022, 05:26 WIB
dewan-keamanan-pbb-tuntut-pemberontak-houthi-di-yaman-bebaskan-kapal-uni-emirat-arab
Dewan Keamanan PBB hari Jumat, (13/1/2022) mengutuk penyitaan kapal milik Uni Emirat Arab dan menuntut pemberontak Houthi Yaman segera membebaskan kapal dan awaknya, seperti dilansir Associated Press, hari Jumat. (Sumber: The Drive)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

NEW YORK, KOMPAS.TV — Dewan Keamanan PBB pada Jumat (14/1/2022) mengutuk penyitaan kapal milik Uni Emirat Arab dan menuntut pemberontak Houthi Yaman segera membebaskan kapal dan awaknya.

Sebuah pernyataan pers Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir dari Associated Press, Jumat, meminta semua pihak menyelesaikan masalah itu dengan cepat dan menggarisbawahi pentingnya kebebasan navigasi di Teluk Aden dan Laut Merah, sesuai dengan hukum internasional.

Penyitaan kapal Rwabee berbendera Uni Emirat Arab pada 3 Januari oleh pemberontak Houthi yang didukung Iran bertepatan dengan peringatan besar-besaran di Teheran dua tahun setelah serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat yang menewaskan seorang jenderal top Iran, Qassem Soleimani, di Baghdad.

Houthi mengatakan mereka merebut kapal di lepas pantai Hodeida, pelabuhan utama Yaman, karena membawa peralatan militer.

Dewan Keamanan menggarisbawahi perlunya memastikan keselamatan dan kesejahteraan kru sampai mereka dibebaskan.

Penyanderaan Rwabee menandai serangan terbaru di Laut Merah, rute penting untuk perdagangan internasional dan pengiriman energi.

Yaman dilanda perang saudara sejak 2014 ketika kubu pemberontak Houthi merebut ibu kota, Sanaa, dan sebagian besar bagian utara negara itu, memaksa pemerintah untuk melarikan diri ke selatan, lalu ke Arab Saudi.

Koalisi yang dipimpin Saudi yang mencakup Uni Emirat Arab dan pada saat itu didukung oleh Amerika Serikat, memasuki peperangan beberapa bulan kemudian pada tahun 2015, berusaha mengembalikan pemerintah ke tampuk kekuasaan.

Baca Juga: ABK Indonesia Disandera Pemberontak Yaman, Kemlu Negosiasikan Pemulangan

Dewan Keamanan PBB hari Jumat, (13/1/2022) mengutuk penyitaan kapal milik Uni Emirat Arab dan menuntut pemberontak Houthi Yaman segera membebaskan kapal dan awaknya, seperti dilansir Associated Press, hari Jumat. (Sumber: Isnews)

Konflik tersebut menjadi perang proksi regional yang menewaskan puluhan ribu warga sipil dan dua kubu yang saling bunuh.

Perang di Yaman juga menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, menyebabkan jutaan orang menderita kekurangan makanan dan perawatan medis dan mendorong negara itu ke ambang kelaparan.

Sebuah pernyataan dari koalisi pimpinan Saudi menuduh Houthi melakukan tindakan pembajakan bersenjata yang melibatkan kapal Rwabee, dan mengatakan kapal itu membawa peralatan medis dari rumah sakit lapangan Saudi yang dibongkar di pulau Socotra, Yaman, tanpa memberikan bukti.

Setelah Houthi menunjukkan rekaman video dari atas dek Rwabee yang memperlihatkan rakit militer, truk dan kendaraan lain di kapal dan apa yang tampak seperti kumpulan senapan di dalam sebuah wadah, televisi pemerintah Saudi menuduh Houthi telah memindahkan senjata ke atas kapal.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Desak Militer Sudan Pulihkan Pemerintahan Sipil

Dalam pernyataan hari Rabu, Dewan Keamanan PBB mengulangi kecamannya atas meningkatnya jumlah insiden di lepas pantai Yaman, termasuk serangan terhadap kapal sipil dan komersial yang menimbulkan risiko signifikan terhadap keamanan maritim kapal di Teluk Aden dan Laut Merah.

Pernyataan DK PBB yang dirancang Inggris itu juga mendesak semua pihak untuk meredakan situasi di Yaman dan untuk terlibat secara konstruktif dengan utusan khusus PBB Hans Grundberg yang mencoba memulai kembali pembicaraan politik untuk mengakhiri konflik tujuh tahun di negara termiskin di dunia Arab.



Sumber : Associated Press

BERITA LAINNYA



Close Ads x