Golkar Siap Bangun Koalisi Nasionalis-Religius dengan PKS

JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, pihaknya bersedia membangun komunikasi politik dengan PKS untuk membangun koalisi nasionalis-religius dalam menyongsong gelaran Pilpres 2024 mendatang. 

"Sebagai partai tengah yang berorientasi karya kekaryaan, Partai Golkar tentu berpeluang untuk membuka bekerja sama dengan partai mana pun, termasuk dengan PKS," kata Ace kepada Kompas TV, Jumat (14/1/2022). 

Menurut dia, dalam sistem multipartai seperti Indonesia, tidak ada partai politik yang bekerja sendiri karena tidak ada partai pemenang dengan perolehan mayoritas. Terbentuknya sebuah koalisi merupakan sebuah keniscayaan. 

Baca Juga: Hasil Majelis Syura PKS: Tolak Penundaan Pemilu, PT 20 Persen dan Jelaskan Kriteria Capres-Cawapres

"Langkah PKS membuka komunikasi dengan partai nasionalis religius di Pilpres 2024 harus dipahami sebagai bagian dari penjajakan untuk menyamakan persepsi dan menemukan titik temu," ujarnya. 

Selain itu, bagi Partai Golkar membuka komunikasi dengan partai mana pun tentu sebagai bagian dari langkah politik untuk menyamakan persepsi dan kemungkinan penjajakan membangun agenda bersama terkait masalah kebangsaan.  

"Ketum Partai Golkar sendiri pernah bertemu dengan Presiden PKS membahas berbagai agenda bangsa, terutama terkait dengan mencari solusi saat pandemi dan masalah kebangsaan," katanya.

Sebelumnya, Ketua  Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri menyatakan, pihaknya akan membuka diri dan membangun komunikasi dengan seluruh partai politik dan para tokoh bangsa.

Hal itu dimaksudkan untuk membangun titik temu dalam mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Republik Indonesia pada gelaran Pilpres 2024 mendatang. 

Baca Juga: Golkar akan Usung Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar sebagai Cagub DKI 2024

"(Capres-cawapres) yang memiliki karakter nasionalis, religius, berkomitmen untuk menegakkan kedaulatan wilayah dan demokrasi, sumber daya alam, pangan, energi dan ekonomi, serta tidak tunduk terhadap kepentingan pihak asing, mendukung agenda pemberantasan korupsi, serta sosok negarawan yang mempersatukan seluruh elemen bangsa dan tidak memecah belah bangsa," katanya.