Kompas TV nasional gaya hidup

Kurang Vitamin D Tingkatkan Risiko Sejumlah Penyakit Serius, Mencukupinya Tak Cukup dengan Berjemur

Kompas.tv - 14 Januari 2022, 04:05 WIB
kurang-vitamin-d-tingkatkan-risiko-sejumlah-penyakit-serius-mencukupinya-tak-cukup-dengan-berjemur
Ilustrasi - Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, termasuk kanker. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, di antaranya gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan. Hal ini dikemukakan oleh dokter umum lulusan Universitas Indonesia, dr Adam Prabata.

Ia yang adalah kandidat PhD ilmu kedokteran Universitas Kobe juga menjelaskan, anak-anak yang mengonsumsi ASI dengan vitamin D yang tidak memadai juga memiliki risiko menderita rakhitis.

"Oleh sebab itu, langkah-langkah khusus untuk menghindari terjadinya defisiensi vitamin D ini sangat dibutuhkan, agar mampu meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus menjaga tubuh dari penyakit," ujarnya, Kamis (13/1/2022), dilansir dari Antara.

Namun, Adam mengatakan, berjemur saja tidak cukup untuk memenuhi 80 persen sisa kadar vitamin D yang dibutuhkan sehari-hari secara optimal.

Ada tiga hal yang bisa dilakukan guna mencegah terjadinya kekurangan vitamin D. Pertama adalah melakukan pengecekan kadar vitamin D secara berkala.

Baca Juga: Ketahui Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin D, Mungkin Sering Anda Alami Tanpa Sadar

Pemeriksaan rutin tiap enam bulan sekali bisa dilakukan untuk mengetahui jumlah vitamin D dalam tubuh, di mana normalnya adalah 25-80 ng/mL.

"Perbanyak juga kegiatan di luar ruangan dan mengkonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D seperti ikan-ikanan salmon, tuna, hati sapi serta jamur," tuturnya.

Memperbanyak kegiatan di luar ruangan seperti berolahraga, dapat membantu tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari, di mana diharapkan kulit yang diinduksi oleh sinar ini dapat memproduksi vitamin D.

Hal ketiga yang dapat dilakukan adalah mengonsumsi suplemen untuk memastikan makanan yang dikonsumsi dapat memenuhi 20 persen kebutuhan vitamin D dalam tubuh.

Adam juga mengatakan bahwa vitamin D3 lebih disukai sebagai suplemen dibandingkan D2, karena lebih lama bertahan di darah. Selain itu, juga mampu meningkatkan kadar vitamin D dan menjadikannya bentuk aktif untuk berbagai aksi penting bagi sel-sel tubuh.

Sementara, dengan sifat anti-inflamasi dan imunoregulasinya yang dimiliki, vitamin D berguna untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh. Ia berperan penting dalam pencegahan terhadap infeksi, penyakit, dan gangguan terkait kekebalan tubuh.

Bahkan, terdapat pula sebuah studi yang menyebutkan secara spesifik bahwa pasien dengan kadar serum D3 yang optimal kurang lebih 50 ng/mL, berasosiasi dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami konsekuensi fatal akibat Covid-19.

"Penggabungan vaksinasi dengan penguatan sistem kekebalan tubuh melalui konsumsi suplemen vitamin D3 secara konsisten berpotensi membantu mencegah risiko-risiko berat virus corona, terutama dengan masuknya varian Omicron sejak pertengahan Desember 2021," imbuhnya.

Baca Juga: 9 Vitamin dan Mineral Terbaik untuk Kesehatan Tubuh

 



Sumber : Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x