Kompas TV nasional update corona

Puncak Omicron Diprediksi Februari, Virolog: Tidak Ada yang Bisa Dikerjakan Lagi untuk Menekan Laju

Kompas.tv - 12 Januari 2022, 09:07 WIB
puncak-omicron-diprediksi-februari-virolog-tidak-ada-yang-bisa-dikerjakan-lagi-untuk-menekan-laju
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Omicron terdeteksi di Indonesia. (Sumber: Shutterstock/angellodeco/Kompas.com)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV – Laju penyebaran Covid-19 varian omicron di Indonesia meningkat. Pemerintah mengatakan bahwa puncak omicron diprediksi akan terjadi pada awal Februari 20222.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Prediksi ini didasarkan pada pengamatan dari lonjakan omicron di negara lain serta penyebaran yang lebih cepat ketimbang varian delta.

Baca Juga: Waspada! Kemenkes Prediksi Lonjakan Covid-19 Varian Omicron: Minggu Kedua Februari

“Kita perkirakan puncak gelombang karena omicron akan terjadi pada awal Februari,” kata Luhut, dikutip Kompas.com, Rabu (12/1/2022).

Kendati demikian, Luhut mengatakan bahwa pemerintah sudah siap dalam menghadapi potensi lonjakan omicron di Indonesia.

“Sistem kesehatan kita sudah lebih siap, baik dalam hal obat-obatan, tempat tidur RS, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat,” ujarnya menjelaskan.

Menanggapi prediksi tersebut, virolog di Universitas Udayana Bali, Profesor I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan bahwa memang tidak ada yang bisa dilakukan untuk menekan laju penyebaran varian omicron ini.

Sebab, menilik data yang sudah ada, jumlah kasus positif omicron sudah cukup untuk menyebar luas di Indonesia.

“Sudah tidak ada lagi yang mampu dilakukan untuk mencegah penularan, dengan jumlahnya 414 sudah terindentifikasi di Indonesia. Sudah cukup itu akan menyebar luas di Indonesia,” katanya dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Rabu.

Baca Juga: Perhatikan Lagi, Ini Perbedaan Gejala Omicron dengan Flu Biasa

Selain itu, berkaca dari negara lain bahwa varian omicron ini telah menjadi kasus yang mendominasi hingga 90 persen pasien Covid-19 di dunia.

“Delta itu hanya tinggal 10 persen,” tuturnya.

Kendati demikian, kata Mahardika, masyarakat tak perlu khawatir.

Sebab, jika melihat pola yang sudah terjadi pada pandemi sebelumnya, virus yang memiliki sifat penyebaran yang lebih cepat namun sudah tidak ganas menjadi salah satu tanda pandemi akan segera dapat dikendalikan.

“Saya berharap secara virologis, secara saintifik, bahwa ini pattern atau pola yang terjadi 100 tahun yang lalu. Dimana virus garas, itu dominasi virus garas diganti dengan virus yang kurang ganas,” jelas Mahardika.

“Jadi virus ini sudah cepat menyebar, sudah terbukti omicron memang cepat menyebar. Kemudian, tinggal yang kedua tinggal dibuktikan kalau memang virus ini kurang ganas,” sambungnya.

Baca Juga: Politikus Demokrat Soal Kenaikan Varian Omicron: Perketat Pintu Masuk, Jangan Ada Sogokan

Sembari menunggu data yang valid bahwa omicron benar-benar tidak ganas, masyarakat perlu memperhatikan protokol kesehatan yang lebih ketat untuk membantu mengendalikan pandemi Covid-19 ini.



Sumber : Kompas TV/Kompas.com

BERITA LAINNYA



Close Ads x