Kompas TV internasional kompas dunia

Kim Jong-Un Dihina Rakyatnya Sendiri dengan Grafiti, Korea Utara Cari Pelaku Lewat Tulisan Tangan

Kompas.tv - 8 Januari 2022, 08:22 WIB
kim-jong-un-dihina-rakyatnya-sendiri-dengan-grafiti-korea-utara-cari-pelaku-lewat-tulisan-tangan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un saat berbicara di rapat pleno Partai Buruh Korea, Jumat (31/12/2021). (Sumber: KCNA vía AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Otoritas Korea Utara tengah mencari pelaku pembuat grafiti yang menghina Kim Jong-un lewat tulisan tangan.

Mereka memerintahkan ribuan warga Pyongyang mengumpulkan contoh tulisan tangan mereka.

Sebelumnya ditemukan grafiti dengan pesan yang menghina Kim Jong-un di tembok gedung apartemen di Distrik Pyongchon, Pyongyang, 22 Desember lalu.

“Kim Jong-un, Anda anak s*****. Banyak orang kelaparan hingga mati karena Anda,” bunyi pesan menghina pada graffiti tersebut.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Korea Utara, Ayah Kim Jong-Un Disebut Pencipta Hidangan Burrito

Hinaan itu datang setelah wabah kelaparan melanda Korea Utara karena banjir dan penutupan perbatasan dengan China akibat wabah Covid-19.

Pejabat lokal pun kemudian menghapus grafiti di dinding tersebut, dan polisi kini bekerja untuk melacak pelakunya.

Dikutip dari Daily Mail, petugas telah melakukan pencarian dari pintu ke pintu rumah dan lokasi bisnis di dekatnya.

Mereka meminta contoh tulisan tangan, dan menanyai penduduk setempat mengenai pergerakan mereka di hari ketika grafiti tersebut muncul.

Seperti dilaporkan Daily NK, Polisi kemungkinan akan menggunakan ribuan kamera CCTV yang dipasang di seluruh kota.

Kritik terhadap Kim Jong-un dan rezim dilarang keras, dan mereka yang menentangnya kemungkinan akan menghadapi hukuman panjang di kamp kerja paksa yang terkenal kejam.

Baca Juga: Bawa Anak saat Ikut dalam Kerusuhan di Gedung Capitol, Seorang Ibu Dipenjara Tiga Bulan

Dalam kasus serius, bahkan mendapatkan hukuman mati.

Di Korea Utara, khususnya Pyongyang, protes terhadap Kim Jong-un sangatlah jarang dan tak terdengar.

Apalagi wilayah ibu kota hanya mampu dihuni oleh kaum elite.

Sebelumnya pada 2018, seorang kolonel yang mengritik Kim Jong-un dengan menuliskan slogan di Rumah Kebudayaan 24 April di Pyongyang, dihukum mati karena aksinya.



Sumber : Daily Mail

BERITA LAINNYA



Close Ads x