Kompas TV feature dunia dalam

Kisah Para Penjual Ginjal: Bayar Utang Nikah, Beli Gadget hingga Terlilit Pinjol

Kompas.tv - 31 Desember 2021, 15:11 WIB
kisah-para-penjual-ginjal-bayar-utang-nikah-beli-gadget-hingga-terlilit-pinjol
Foto ilustrasi: Tim dokter New York University berhasil mencangkokkan, atau transplantasi ginjal babi ke manusia tanpa memicu penolakan langsung oleh sistem kekebalan penerima, yaitu manusia. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Mila Kusuma sudah kehabisan akal saat memutuskan untuk menjual ginjalnya. Warga Kampung Rawa Lini, Teluk Naga, Tangerang, Banten ini, tak berdaya dikepung tagihan pinjaman online alias pinjol.  

Utangnya mencapai Rp 65 juta. Sementara dia harus menghidupi empat anak  sepeninggal suaminya. 

“Saya udah kepepet buat bayar utang karena sudah membengkak, sudah besar. Buat nutupin utang selama 5 tahun saya bertahan gali lobang tutup lobang,” terangnya kepada KOMPAS TV, Kamis (30/12/2021).

Segala upaya sudah dia usahakan demi menutupi tagihan kepada lebih 14 Bank dan 6 koperasi. Mulai dari usaha warung sampai kerja serabutan sudah dia lakoni. Bukannya membaik nasib nahas justru terus menimpanya.

Selama lima tahun berjalan, dirinya terus berupaya membayar angsuran ke sejumlah bank keliling dan pinjaman online. Ia menyebut,  besaran angsuran yang harus dibayar di antaranya yang paling rendah Rp25 ribu dari pinjaman Rp500 ribu. Lalu yang terbesar di atas Rp200 ribu per bulan.

“Untuk pinjol per bulan itu angsurannya Rp550 ribu per bulan selama 12 bulan,” jelas Mila.

Baca Juga: Terlilit Utang Hingga Rp65 Juta di Belasan Bank dan Pinjol, Seorang Perempuan Nekat Jual Ginjal

Seolah tak menemukan jalan keluar, Mila akhirnya sampai pada solusi menjual organ tubuh berupa ginjal yang dirasa bisa melunasi semua utangnya.

"Saya sudah lelah, banyak nyusahin orang, saudara, orang tua. Apa lagi yang mau saya jual. Tidak setuju tapi utang ini harus dibayar,” ungkapnya memelas.

Hal yang sama terjadi pada Tuti Andriani (46) warga Kelurahan Cibuluh, Bogor. Ibu tujuh anak ini dikejar pinjol dengan tagihan yang memberatkan. 

Ia mulai berutang pada Juni 2020 saat pandemi Covid-19 mulai merebak. Ia pinjam Rp1 juta, dikasih Rp700 ribu, dan harus mengembalikan Rp1,2 juta.

"Setiap bulan harus bayar sewa Rp550 ribu. Sebagai pedagang asongan, buat bayar kontrakan, bayar sekolah anak, enggak cukup. Makanya kemarin meminjam dari (aplikasi) pinjaman online (pinjol),” Tuti cerita awal terjerat rentenir online ini, dikutip dari situs ACTNews. 


Tuti baru sadar bahwa pinjol membebani bunga pinjaman tinggi. Tak sanggup bayar cicilan, teror pun menghampiri setiap hari.

Kalut akibat banyak utang Tuti  berniat menjual ginjalnya. 

“Saat saya ngomong niat jual ginjal, mereka bilang ‘pengin viral’ Padahal murni benar-benar tidak punya uang buat anak sekolah,” kata Tuti seraya meneteskan air mata.  



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x